![]() |
Penggunaan pupuk kimia berlebihan bisa merusak tanah, petani harus dibiasakan dengan pupuk organik |
Petani sendiri disarankan untuk mulai memanfaatkan pupuk organik yang lebih aman dan melimpah. Itu bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pemupukan tanaman yang dilakukan selama ini.
Ajakan itu juga terkait dengan kelangkaan pupuk yang tengah terjadi. Dengan memanfaatkan pupuk organik yang melimpah, baik berasal dari kotoran hewan ternak ataupun limbah tanaman yang sering disebut pupuk kompos, sehingga petani tidak bergantung pada pupuk tersebut.
”Sudah ada lahan percontohan yang menggunakan pupuk organik. Yakni Desa Tutup, Kecamatan Tunjungan. Tanaman padi yang memanfaatkan pupuk organik akan tumbuh lebih bagus. Dan hasil panen lebih banyak dibanding tanaman menggunakan pupuk kimia,” kata Kepala Distanbunnakikan Blora Sutikno Slamet, kemarin.
Jika terlalu banyak dipupuk dengan jenis pupuk kimia, menurut Sutikno, struktur tanah akan lebih cepat rusak. Juga akan mempengaruhi tingkat kesuburan lahan. ”Sehingga untuk menyelamatkan kesuburan dan struktur tanah, penggunaan pupuk organik menjadi langkah yang lebih baik,”' ujarnya.
Selain itu, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan juga menyebabkan tanaman rentan pada penyakit. Hal itu seperti yang terjadi di sejumlah daerah di wilayah Blora. Tanaman padi rusak, bulir-bulir padi kosong atau tidak berisi. Salah satu penyebabnya munculnya penyakit itu, karena penggunaan pupuk kimia yang berlebihan.
Ia menjelaskan, standar pemakaian pupuk kimia jenis urea untuk lahan seluas satu hektare paling banyak hanya 250 kilogram. Namun praktiknya, petani rata-rata menggunakan urea lebih dari 300 kilogram.
Penggunaan pupuk organik, kata dia, selain aman bagi lingkungan dan menyelamatkan struktur tanah, juga akan menghasilkan produk yang bagus dan sehat dikonsumsi. Dengan menggunakan pupuk organik serta perawatan yang bagus, dapat menghasilkan beras organik yang harganya lebih tinggi dari jenis beras biasa.
Sutikno mengatakan, selalu mengkampanyekan penggunaan pupuk organik di kalangan petani. Jika petani tidak bersedia mengganti pupuk secara total, bisa mengurangi sedikit demi sedikit dan ditambah dengan pupuk organik.
”'Memang butuh waktu merubah pola pikir para petani, namun terus kami upayakan,”' tandasnya. (rs-infoblora | Sumarni Murianews.com)
0 komentar:
Posting Komentar