Home » , » Cegah Kebakaran di Musim Kemarau, Perhutani Intensifkan Penyiraman Hutan

Cegah Kebakaran di Musim Kemarau, Perhutani Intensifkan Penyiraman Hutan

infoblora.id on 3 Okt 2014 | 05.00

Lahan kering dibawah tegakan pohon jati saat kemarau rawan terjadi kebakaran sehingga petugas Perhutani mengintensifkan penyiraman.
BLORA. Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu, Kabupaten Blora melakukan penyiraman atau pembasahan hutan di wilayahnya yang kering untuk mencegah terjadinya kebakaran yang kerap terjadi di musim kemarau. 

Administratur (Adm) Perhutani KPH Cepu, Endro Kusdijanto melalui Wakil Kepala Adm Selatan, Teguh Waluyo, mengemukakan, setiap harinya petugas khusus telah diturunkan untuk melakukan pembasahan. Dengan didukung satu unit mobil pemadam kebakaran hasil modifikasi berkapasitas 1.000 liter air, mereka berpatroli menyisir kawasan hutan secara berkala.

“Langkah pencagahan ini sudah kita lakukan sejak bulan Agustus lalu," tegas Teguh.

Dia menjelaskan, pembasahan dilakukan sebanyak tiga kali dalam sehari. Mengingat, dari beberapa kasus yang terjadi, kebakaran hutan lebih banyak terjadi pada siang hari, maka patroli dilakukan mulai dari pukul 09.00 hingga 18.00. Selain jam tersebut, petugas dan mobil pemadam kebakaran tetap disiagakan di posko Polhutmob Sorogo untuk mengantisipasi adanya kejadian mendadak.

Koordinator Keamanan Perum Perhutani KPH Cepu itu menjelaskan, hingga akhir bulan September ini luas hutan yang terbakar mencapai 10 hektar. Meski angka tersebut turun dibandingkan tahun sebelumnya, yakni untuk periode yang sama tahun 2013 lalu mencapai 17,5 hektar.

"Namun begitu pencegahan tetap kita lakukan," tandas Teguh. 

Diungkapkan, dari hasil pemetaan, kawasan hutan rawan terbakar di wilayah KPH Cepu tersebar di beberapa Bagian Kesatuan Pangkuan Hutan (BKPH). Salah satu wilayah rawan tersebut antara lain di sepanjang jalan Cepu-Blora. Selain terdapat banyak tegakan, kawasan yang masuk wilayah Kecamatan Sambong dan Jiken ini juga menjadi kawasan pengembangan tanaman porang.

Pekan lalu, hutan di kawasan ini terbakar. Dari tanda-tanda dan bekas kebakaran yang ada, titik api terlihat menyebar di sejumlah titik. Termasuk di lahan tanaman porang yang berada di kawasan Mrico Kecut yang masuk wilayah Desa Cabak, Kecamatan Jiken.

Teguh menjelaskan, kebakaran hutan memang tidak berdampak terhadap tegakan. Namun, lebih pada kerugian secara ekosistem kecil. Yakni matinya tumbuhan bawah seperti semak dan perdu serta kerugian tanah.

“Dengan pembasahan diharapkan tumbuhan bawah bisa tumbuh lagi menggantikan tanaman yang kering. Sehingga secara otomatis bisa mencegah kebakaran,” ujar Teguh, menerangkan.

Kepala urusan Humas dan Informasi Perhutani KPH Cepu, Edisud menambahkan, selain mobil pemadam kebakaran, sejumlah peralatan lain juga disiapkan untuk mengantisipasi kebakaran hutan. Diantaranya mesin penyemprot air (hand sprayer) dan kebyok besi. Alat-alat pemadam api tersebut disiagakan di masing-masing pos pemantau yang ada di setiap BKPH.

"Untuk melakukan pemantauan adanya kebakaran, selain Polhutmob, Perhutani juga melibatkan anggota TNI dan LMDH," imbuh Edisud. (ams-suarabanyuurip | rs-infoblora)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved