Home » , » Multiplier Efek Proyek PPGJ Blok Gundih Dirasakan Warga Desa Sumber

Multiplier Efek Proyek PPGJ Blok Gundih Dirasakan Warga Desa Sumber

infoblora.id on 1 Okt 2014 | 04.00

Salah satu sisi Central Procesing Plant PPGJ Gas Blok Gundih di Desa Sumber Kec.Kradenan Kab.Blora
Keberadaan PPGJ telah dirasakan warga sekitar. Ada ribuan warga sekitar terlibat sebagai pekerja proyek negara itu.

GELIAT ekonomi mulai terasa di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, sekitar sentra Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ). Di saat proyek kontruksi berjalan warga desa sekitar yang sebelumnya berprofesi sebagai petani, dan buruh tani terlibat aktif pada kegiatan pembangunan pabrik gas tersebut.

Selain itu faktor multiplier efek dari PPGJ yang masuk kawasan Blok Gundih itu, juga telah membawa perubahan sangat berarti. Warga Sumber, dan desa sekitarnya mulai menangkap peluang membuka usaha. Baik itu dalam bentuk pendirian CV, maupun membuka jasa lainnya untuk melayani kebutuhan para pekerja PPGJ.

Sejak awal proyek hingga saat ini progresnya sekitar 75 persen, menurut Kepala Desa Sumber, Zaky Bakhroni, ada sekitar 1.000 warganya terlibat aktif dalam proyek PPGJ. Jumlah tersebut belum termasuk dari desa-desa lain di sekitarnya.

"Rata-rata mereka bekerja sebagai tenaga tukang, kenek, penggalian, fitter, scafolding, office boy (OB), dan security," kata Zaky Bakhroni.

Desa Sumber terdiri dari 13 dusun dengan penduduk sekitar 10 ribu jiwa. Angka pengangguran di desa ini didominasi tamatan SMP, dan SMA. Sarjananya tak lebih dari 20 persen.

“Kita sadar kebutuhan tenaga kerja untuk proyek PPGJ juga terbatas," katanya.

Kendati begitu warga Sumber telah memanfaatkan perkembangan proyek PPGJ dengan membuka peluang usaha. Mereka mendirikan warung makan, jasa katering, rumah kos, rental mobil, dan rumah kontrakan.

“PPGJ menjadikan Sumber memasuki fase transisi, dari masyarakat berbasis pertanian menuju industri,” ujar Zaky Bakhroni.

Dari sisi pembangunan fasilitas umum di Sumber juga mengalami kemajuan pesat. Hal itu bisa dilihat dari pembangunan yang saat ini terus dilakukan, dari program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan Pertamina EP.

"Jalan sudah hotmic, drainase, dan bantuan untuk sekolah-sekolah," ujar Zaky seraya menambahkan, dampak dari pembangunan itu beriringan dengan pertumbuhan ekonomi, dan pola hidup masyarakat desanya.

“Semoga saja kalau nanti PPGJ sudah produksi, akan banyak warga sini jadi pekerja di perusahaan gas itu,” kata sejumlah warga Desa Sumber yang ditemui di desanya.

Yang pasti keberadaan PPGJ berpengaruh terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Blora. Termasuk industri kecil yang mulai banyak digeluti warga. Terlebih di desa-desa sekitar proyek Migas seperti yang ada di Desa Sumber.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Blora, Maskur, menjelaskan, perkembangan industri kecil, dan usaha kecil mulai terjadi sejak tahun 2014 ini. Pertumbuhan ekonomi terjadi setelah banyaknya usaha kecil dan industri kecil bermunculan.

Dia mencontohkan di Desa Sumber dengan adanya proyek PPGJ, warga banyak membuka usaha sekala kecil.  "Cuci mobil dan motor, tukang cuci baju, pertokoan, warung-warung kecil, dan usaha lainnya.  Di sana mulai banyak," kata Maskur.

Bukan hanya itu, Koperasi Unit Desa (KUD), dan UMKM di Sumber mulai diarahkan pada pengepakan beras. "Untuk memenuhi kebutuhan pekerja, kami mangarahkan para pelaku usaha sekitar melakukan usaha pengepakan beras ukuran 5 Kg, dan 10 Kg," jelasnya.

Pertumbuhan UMKM bisa dilihat dari jumlah UMKM pada tahun 2014 ini yang mencapai 350  dibanding tahun 2013 lalu sejumlah 260. Untuk sektor industri kecil meski saat ini masih dalam proses pendataan, namun dipastikan ada peningkatan.

Di Sumber sendiri, tambah Maskur,  saat ini sudah mulai muncul nindustri batik. Hal itu berkaitan dengan program CSR yang dikembangkan oleh Pertamina EP.

Dia ungkapkan, klaster gas yang nantinya akan terlaksana akan sangat membantu para pelaku ekonomi kecil dalam meningkatkan penghasilan. "Setidaknya dengan adanya klaster gas bisa menambah keuntungan usaha kecil, dibanding saat menggunakan gas tabung," papar Maskur.

Ditemui secara terpisah, Anggota DPRD Blora dari Daerah Pemilihan (Dapil) 3, Kecamatan Kradenan, Randublatung, dan Kecamatan Jati, Mulyono, menyatakan, proyek CPP Gundih, termasuk diantaranya PPGJ, telah mampu memaksimalkan tenaga kerja lokal, khususnya masyarakat Desa Sumber. Sehingga mereka yang semula hanya pengangguran, dan buruh tani bisa terlibat dengan penghasilan melebihi biasanya.

Terkait masalah ketenagakerjaan, menurut Mulyono, pihaknya telah mempersiapkan peraturan daerah (Perda) untuk melindungi tenaga kerja lokal.  "Perda konten lokal yang di dalamnya memuat tentang ketenagakerjaan," katanya.

Selain itu, pihaknya juga akan mendesak Pemkab Blora untuk segera merangkul para pekerja. Teknisnya bisa melalui Balai Latihan Kerja (BLK), supaya potensi mereka bisa dimaksimalkan.

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Blora berharap keberadaan industri Migas di wilayah setempat, bisa mengurangi pengangguran.  “Kami berharap proyek Migas di Blora bisa berhasil, sehingga tenaga kerja bisa tertampung,” kata Kepala Disnakertransos, Chris Hapsoro.

Meskipun tenaga kerja lokal belum termasuk tenaga ahli, namun paling tidak bisa mengisi pekerjaan kasar dan ringan. Seperti; tenaga security, sopir, atau pekerjaan kasar lainnya. Hal itu telah dilakukan operator PPGJ, Blok Gundih.

“Akan lebih baik lagi jika operator Migas memberi pelatihan warga lokal, untuk menjadi tenaga operator,” kata Chris Hapsoro.(ams-suarabanyuurip | rs-infoblora)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved