![]() |
Salah satu sisi Central Procesing Plant PPGJ Gas Blok Gundih di Desa Sumber Kec.Kradenan Kab.Blora |
Keberadaan PPGJ telah dirasakan warga sekitar. Ada ribuan warga sekitar terlibat sebagai pekerja proyek negara itu.
GELIAT ekonomi
mulai terasa di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, sekitar sentra Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ). Di saat proyek
kontruksi berjalan warga desa sekitar yang sebelumnya berprofesi sebagai
petani, dan buruh tani terlibat aktif pada kegiatan pembangunan pabrik
gas tersebut.
Selain itu faktor multiplier efek dari PPGJ yang
masuk kawasan Blok Gundih itu, juga telah membawa perubahan sangat
berarti. Warga Sumber, dan desa sekitarnya mulai menangkap peluang
membuka usaha. Baik itu dalam bentuk pendirian CV, maupun membuka jasa
lainnya untuk melayani kebutuhan para pekerja PPGJ.
Sejak awal
proyek hingga saat ini progresnya sekitar 75 persen, menurut Kepala Desa
Sumber, Zaky Bakhroni, ada sekitar 1.000 warganya terlibat aktif dalam
proyek PPGJ. Jumlah tersebut belum termasuk dari desa-desa lain di
sekitarnya.
"Rata-rata mereka bekerja sebagai tenaga tukang,
kenek, penggalian, fitter, scafolding, office boy (OB), dan security,"
kata Zaky Bakhroni.
Desa Sumber terdiri dari 13 dusun dengan
penduduk sekitar 10 ribu jiwa. Angka pengangguran di desa ini didominasi
tamatan SMP, dan SMA. Sarjananya tak lebih dari 20 persen.
“Kita sadar kebutuhan tenaga kerja untuk proyek PPGJ juga terbatas," katanya.
Kendati
begitu warga Sumber telah memanfaatkan perkembangan proyek PPGJ dengan
membuka peluang usaha. Mereka mendirikan warung makan, jasa katering,
rumah kos, rental mobil, dan rumah kontrakan.
“PPGJ menjadikan Sumber memasuki fase transisi, dari masyarakat berbasis pertanian menuju industri,” ujar Zaky Bakhroni.
Dari
sisi pembangunan fasilitas umum di Sumber juga mengalami kemajuan
pesat. Hal itu bisa dilihat dari pembangunan yang saat ini terus
dilakukan, dari program Corporate Social Responsibility (CSR) yang
dilakukan Pertamina EP.
"Jalan sudah hotmic, drainase, dan
bantuan untuk sekolah-sekolah," ujar Zaky seraya menambahkan, dampak
dari pembangunan itu beriringan dengan pertumbuhan ekonomi, dan pola
hidup masyarakat desanya.
“Semoga saja kalau nanti PPGJ sudah
produksi, akan banyak warga sini jadi pekerja di perusahaan gas itu,”
kata sejumlah warga Desa Sumber yang ditemui di desanya.
Yang
pasti keberadaan PPGJ berpengaruh terhadap Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) di Blora. Termasuk industri kecil yang mulai banyak
digeluti warga. Terlebih di desa-desa sekitar proyek Migas seperti yang
ada di Desa Sumber.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan
Koperasi dan UMKM Blora, Maskur, menjelaskan, perkembangan industri
kecil, dan usaha kecil mulai terjadi sejak tahun 2014 ini. Pertumbuhan
ekonomi terjadi setelah banyaknya usaha kecil dan industri kecil
bermunculan.
Dia mencontohkan di Desa Sumber dengan adanya proyek
PPGJ, warga banyak membuka usaha sekala kecil. "Cuci mobil dan motor,
tukang cuci baju, pertokoan, warung-warung kecil, dan usaha lainnya. Di
sana mulai banyak," kata Maskur.
Bukan hanya itu, Koperasi Unit
Desa (KUD), dan UMKM di Sumber mulai diarahkan pada pengepakan beras.
"Untuk memenuhi kebutuhan pekerja, kami mangarahkan para pelaku usaha
sekitar melakukan usaha pengepakan beras ukuran 5 Kg, dan 10 Kg,"
jelasnya.
Pertumbuhan UMKM bisa dilihat dari jumlah UMKM pada
tahun 2014 ini yang mencapai 350 dibanding tahun 2013 lalu sejumlah
260. Untuk sektor industri kecil meski saat ini masih dalam proses
pendataan, namun dipastikan ada peningkatan.
Di Sumber sendiri,
tambah Maskur, saat ini sudah mulai muncul nindustri batik. Hal itu
berkaitan dengan program CSR yang dikembangkan oleh Pertamina EP.
Dia
ungkapkan, klaster gas yang nantinya akan terlaksana akan sangat
membantu para pelaku ekonomi kecil dalam meningkatkan penghasilan.
"Setidaknya dengan adanya klaster gas bisa menambah keuntungan usaha
kecil, dibanding saat menggunakan gas tabung," papar Maskur.
Ditemui
secara terpisah, Anggota DPRD Blora dari Daerah Pemilihan (Dapil) 3,
Kecamatan Kradenan, Randublatung, dan Kecamatan Jati, Mulyono,
menyatakan, proyek CPP Gundih, termasuk diantaranya PPGJ, telah mampu
memaksimalkan tenaga kerja lokal, khususnya masyarakat Desa Sumber.
Sehingga mereka yang semula hanya pengangguran, dan buruh tani bisa
terlibat dengan penghasilan melebihi biasanya.
Terkait masalah
ketenagakerjaan, menurut Mulyono, pihaknya telah mempersiapkan peraturan
daerah (Perda) untuk melindungi tenaga kerja lokal. "Perda konten
lokal yang di dalamnya memuat tentang ketenagakerjaan," katanya.
Selain
itu, pihaknya juga akan mendesak Pemkab Blora untuk segera merangkul
para pekerja. Teknisnya bisa melalui Balai Latihan Kerja (BLK), supaya
potensi mereka bisa dimaksimalkan.
Dinas Tenaga Kerja
Transmigrasi dan Sosial (Disnakertransos) Blora berharap keberadaan
industri Migas di wilayah setempat, bisa mengurangi pengangguran. “Kami
berharap proyek Migas di Blora bisa berhasil, sehingga tenaga kerja
bisa tertampung,” kata Kepala Disnakertransos, Chris Hapsoro.
Meskipun
tenaga kerja lokal belum termasuk tenaga ahli, namun paling tidak bisa
mengisi pekerjaan kasar dan ringan. Seperti; tenaga security, sopir,
atau pekerjaan kasar lainnya. Hal itu telah dilakukan operator PPGJ,
Blok Gundih.
“Akan lebih baik lagi jika operator Migas memberi pelatihan warga lokal, untuk menjadi tenaga operator,” kata Chris Hapsoro.(ams-suarabanyuurip | rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar