Bangunan Stasiun Blora yang kini masih berdiri tegak namun berubah fungsi menjadi deretan pertokoan. (rs-ib) |
Kepala Dinas Perhubungan
Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Kabupaten Blora,
Slamet Pamudji mengemukakan bahwa saat ini Kemenhub sedang melakukan
pengkajian.
“Memang ada rencana jalur kereta di Blora ini akan diaktifkan lagi.
Saat ini sedang proses pengkajian di Jakarta oleh Kemenhub. Untuk kepastian
kapan pengkajian itu selesai paling tidak kita tunggu hingga akhir 2015 ini,”
jelas Slamet Pamudji, Sabtu (26/9) kemarin.
Menurutnya jika
pengkajian tersebut telah selesai maka akan segera dilakukan tindakan di
lapangan untuk mengaktifkan kembali jalur kereta di Stasiun Blora. Jika hasil
pengkajian tersebut positif maka akan ada sosialisasi kepada masyarakat baik
dari Kemenhub maupun PT.Kereta Api Indonesia.
Ia menjelaskan, untuk
menghidupkan kembali rel mati di Blora akan mempertimbangkan beberapa aspek.
Bila rel lama sudah terlalu banyak penduduk, maka alternatifnya PT.KAI akan
melakukan pembebasan lahan untuk membuat rel baru. “Itu semua tergantung dari
hasil kajiannya seperti apa,’’ lanjutnya.
Dia menjelaskan,
pengaktifan rel mati itu salah satunya jalur Blora-Rembang. Selain itu,
masih perlu pengkajian cukup panjang untuk mengaktifkan rel mati itu. Sebab,
kajiannya selain nanti kereta apa nanti yang dipilih. Apakah kereta barang atau
kereta penumpang.
“Nantinya masih perlu banyak pertimbangan baik dari segi
aspek kepadatan penduduk dan dari kereta apa nantinya yang akan dipilih apakah
kereta barang apa kereta penumpang,” imbuhnya.
Seperti diketahui
bersama jalur kereta api di Stasiun Blora sudah lama tidak aktif sejak tahun
1970’an karena tergeser moda transportasi angkutan darat. Stasiun yang berada
di Kelurahan Kedungjenar ini dibangun pada tahun 1894 oleh Semarang-Joana
Stoomtram Maatschappij (SJS), salah satu perusahaan kereta api Hindia
Belanda.
Pada tahun 1945,
stasiun ini diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia setelah Indonesia merdeka dan diberikan ke Djawatan
Kereta Api Republik Indonesia (DKARI), perusahaan kereta api Indonesia yang
baru dibentuk yang kini telah berubah nama menjadi PT Kereta Api Indonesia
(KAI).
Saat ini Stasiun Blora
sudah menjadi deretan pertokoan atau warung sebagai pusat perekonomian warga.
Begitu juga jalur rel kereta sudah banyak yang digunakan untuk mendirikan kios
toko dan rumah meski status tanahnya masih milik PT.KAI. Perlu pembebasan lahan
dan pembayaran ganti rugi jika memang rencana pengaktifan kembali jalur kereta
benar-benar dilakukan. (tio-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar