Debit air Waduk Tempuran Blora sudah menipis sehingga tak layak untuk sumber PDAM. (rs-ib) |
Jika terus disedot untuk PDAM,
areal persawahan di sekitar waduk akan ikut kekeringan dan tanggul waduk
sendiri bisa rusak karena tanahnya muncul rekahan-rekahan. Sehingga air waduk
dipertahankan dengan kedalaman air sekitar 2 meter dan PDAM berhenti menyedot
air waduk.
Direktur Utama PDAM Tirta Amerta
Blora, Eko Budi Ristiyawan menyebutkan bahwa saat ini PDAM kekurangan sumber
air bersih untuk diolah dan disalurkan kepada para pelanggan. Akibatnya ribuan
pelanggan tidak bisa menikmati air bersih karena air tidak jalan.
“Persediaan air waduk Tempuran
sebagai sumber pasokan air bersih sudah menipis dan tidak diperbolehkan lagi
untuk PDAM. Terpaksa kami berusaha mencari alternatif lain sambil menunggu
hujan segera datang agar debit air waduk bisa bertambah kembali. Saya harap para
pelanggan memaklumi keadaan ini, karena memang sedang musim kemarau,” jelas Eko
Budi R, Selasa (6/10).
Sementara itu, Irfan salah satu
pelanggan PDAM di Desa Ngadipurwo mengatakan bahwa sudah beberapa bulan ini
saluran air pam di rumahnya tersendat. “Sudah lama air pamnya tidak keluar,
sesekali keluar justru airnya kotor dan tidak layak untuk keperluan MCK. Kami
menyesalkan hal ini, sudah bayar tapi air yang keluar malah kotor,” ungkap
Irfan.
Irfan meminta agar PDAM jika
mengalami kesulitan sumber air bersih jangan sampai menyalur kan air kotor ke
pelanggan yang tidak layak pakai. “Mending diputus saja aliran airnya jika
tidak punya sumber air bersih saat kemarau, daripada kami diberi air kotor. Ini
merugikan dari sisi kesehatan,” pintanya.
Untuk diketahui sejak akhir Mei
hingga awal Oktober ini wilayah Blora mengalami musim kemarau. Banyak
sumur-sumur warga mengering bahkan ribuan hektar lahan pertanian “bero” tanpa
ditanami tanaman karena tidak adanya air. Begitu juga dengan PDAM kesulitan
mencari sumber air bersih. (tio-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar