Home » , , » Gagal Panen, Petani di Jiken Terpaksa Jual Tanaman Jagung Untuk Pakan Ternak

Gagal Panen, Petani di Jiken Terpaksa Jual Tanaman Jagung Untuk Pakan Ternak

infoblora.id on 30 Okt 2015 | 02.00

Petani jagung di Desa Jiken Kecamatan Jiken terpaksa memanen phon jagung muda untuk pakan ternak. (foto-teg)
BLORA. Musim kemarau berkepanjangan hingga saat ini di wilayah Kabupaten Blora benar-benar membuat para petani jagung kebingungan. Pasalnya mereka harus menanggung resiko gagal panen karena kesulitan mendapatkan air untuk menyiram tanaman jagung agar bisa tumbuh maksimal.

Akhirnya para petani lebih memilih memotong tanaman jagung yang masih muda untuk dijual sebagai pakan ternak dibandingkan menunggu waktu panen tiba saat jagung benar-benar tua.

Mereka tidak mau menelan kerugian lebih besar karena jika menunggu jagung tua maka diprediksi hasilnya tidak akan memuaskan, dan akan lebih menguntungkan jika dijual untuk pakan ternak mengingat saat ini mendapatkan rumput juga sulit. Sehingga harga tebon (pohon jagung-red) harganya cukup tinggi.

Seperti yang dialami para petani jagung di Desa Jiken Kecamatan Jiken, para petani rela memotong pohon jagung muda untuk dijual kepada peternak sapi ataupun kambing. “Biar tidak meurgi terlalu banyak, ya terpaksa potong saat ini untuk dijual jadi pakan ternak mumpung harga tebon tinggi,” kata Sularmin salah satu petani jagung, Kamis (29/10) kemarin.

“Setiap musim kemarau panjang seperti ini lebih banyak gagal panennya mas karena sulitnya air sehingga pertumbuhan jagung tidak maksimal. Akhirnya agar tidak rugi terlalu besar kami terpaksa menjualnya jadi pakan ternak,” lanjutnya.

Menurutnya sudah 6 bulan di wilayahnya tidak turun hujan, sehingga kondisi tersebut sangat berpengaruh pada tingkat produksi hasil pertanian yang ada mengingat sebagian besar areal persawahan merupakan tadah hujan. Tidak ada sistem irigasi yang memadahi.

“Kami sebagai petani hanya mengandalkan hasil-hasil bumi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga apapun kondisinya harus bisa meminimalisir kerugian agar bisa tetap menghasilkan uang untuk melanjutkan hidup,” tegasnya.

Ia mengungkapkan kondisi seperti ini hampir terjadi setiap datang musim kemarau. “Ini masih mending jagung kami bisa hidup sampe sebesar ini sehingga bisa dijual sebagai pakan ternak. Sementara petani lainnya banyak yang jagungnya mati karena tidak ada air untuk menyiram tanamannya,” pungkasnya.

Setelah tanaman jagung dipotong, beberapa peternak memang tampak hadir untuk membeli tebon. Mereka lebih memilih menggunakan tebon untuk pakan ternak daripada harus mencari rumput saat musim kemarau seperti ini. Banyak rumput yang kering membuat para peternak juga kebingungan mencari alternatif pengganti rumput, salah satunya memanfaatkan tebon.

Para petani dan peternak berharap agar musim kemarau yang berkepanjangan ini bisa segera berakhir dengan turunnya hujan. Mereka khawatir jika kemarau masih tetap berlangsung hingga akhir tahun maka akan kebingungan karena lahan persawahan semakin kering dan tidak bisa ditanami. (teg/rs-infoblora)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved