Kemarau panjang membuat para tukang becak memilih berjualan air bersih daripada menarik penumpang. (tio-ib) |
Disaat penumpang becak semakin lama semakin sepi, banyak tukang
becak memanfaatkan musim kemarau untuk beralih berjualan air bersih. Mereka
beranggapan keuntungan menjual air bersih lebih besar daripada menarik becak
sehari-hari.
Suprat (45) salah satu penarik becak mengungkapkan dirinya sejak
3 bulan lalu sudah mulai berjualan air bersih untuk melayani permintaan warga
yang berada di wilayah Kecamatan Kota Blora. “Setiap musim kemarau saya pasti
lebih memilih jualan air bersih mas, daripada menarik penumpang becak,” ungkap
Suprat, Senin (19/10).
Dia mengaku saat berjualan air bersih dirinya bisa mendapatkan
uang lebih dari Rp 100 ribu dalam sehari, sedangkan kalau menarik becak
pendapatannya tidak pasti karena jarang penumpang.
“Dengan memakai becak saya membawa 6 jerigen berisi air bersih
dengan harga Rp 20 ribu sekali jalan. Dalam sehari bisa 5 kali sampai 10 kali
jalan mengantar air bersih ke rumah-rumah penduduk di sekitaran Kota Blora,”
lanjutnya.
Sementara itu Agus tukang becak lainnya juga mengungkapkan hal
yang sama. Ia mengaku sering dimintai tolong tetangganya untuk mengambilkan air
bersih. “Saya ambil air bersih, namun bukan menjual airnya tetapi menjual
jasanya. Saya tarik ongkos jasa mengambil dan mengantar air bersih sampai ke
rumah rumah warga,” bebernya.
Bersama teman-teman penarik becak lainnya mereka mengambil air
dari sumur kunting yang berada di perempatan Jl.Kolonel Sunandar dan
Jl.Nusantara Kelurahan Jetis. Ia mengaku oleh pemilik sumur tersebut tidak
ditarik biaya mengambil air, dibebaskan mau ambil air kapan saja. Hanya saja
kepada konsumen para tukang becak penjual air bersih dadakan ini menarik ongkos
jasa. (tio-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar