Para wartawan yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Blora membentangkan poster tuntutan
pengusutan tuntas kasus Salim Kancil di depan TMP Wira Bakti Blora, kemarin. (pr-km) |
BLORA. Kasus dibunuhnya aktivis lingkungan Salim Kancil (52) seorang
petani Desa Selok Awar-awar Kecamatan Pasirian pada Sabtu (26/9) yang menentang
pertambangan pasir di Kabupaten Lumajang Jawa Timur ternyata mengundang
keprihatinan banyak kalangan, tidak terkecuali para wartawan di Kabupaten Blora.
Beberapa wartawan yang
tergabung dalam Aliansi Jurnalis Blora, Kamis (1/10) kemarin menggelar aksi
solidaritas untuk Salim Kancil di depan Taman Makam Pahlawan (TMP) “Wira
Bhakti” Blora. Mereka menuntut pihak kepolisian agar kasus yang dialami pejuang
lingkungan tersebut diusut tuntas.
“Aksi ini murni
sebagai bentuk solidaritas kami para wartawan terhadap peristiwa yang dialami
Salim Kancil di Lumajang. Salim telah menjadi korban kesewenang-wenangan dan
kekejaman orang-orang yang tak berperi kemanusiaan, sehingga kami minta polisi
bisa mengusut tuntas kasus ini,” kata Amrullah Ali Moebin sambil membentangkan
poster bertuliskan kalimat “Di Tanah Kami Nyawa Tak Semahal Tambang (Salim
Kancil Dibunuh)”.
Ia menambahkan bahwa
aksi yang dilakukan di depan TMP ini sebagai penghormatan bahwa Salim Kancil
layak dihormati seperti halnya para pahlawan yang telah gugur di medan perang.
Dengan beberapa rekan wartawan, mereka juga melakukan aksi tabur bunga diatas
poster bergambar Salim Kancil.
Sementara itu Agung
Wibowo salah satu peserta aksi solidaritas menegaskan bahwa selain meminta
pengusutan tuntas tragedi Salim Kancil, ia bersama rekan-rekan wartawan juga
meminta agar pemerintah memberikan perlindungan kepada masyarakat saat
menyuarakan hak-hak hidupnya.
“Negara melalui
pemerintah harus memberikan perlindungan kepada warganya yang memperjuangkan
hak-hak hidupnya seperti halnya yang dilakukan para aktivis lingkungan. Di
Indonesia masih banyak dijumpai ancaman aksi kekerasan yang dialami para
pejuang lingkungan, jangan sampai muncul peristiwa Salim Kancil kedua dan
kasus-kasus lainnya,” tegas Agung Wibowo.
Diketahui bersama,
Salim Kancil meninggal dunia setelah disiksa oleh para preman pro tambang pasir
di Balai Desa Selok Awar-awar dengan tragis. Ia menjadi korban kebiadapan
orang-orang tak bertanggungjawab karena menolak penambangan pasir ilegal yang
dipandang dapat merusak alam dan berakibat pada menurunnya kualitas tanah di
sekitar persawahan wilayah tersebut.
Selain Salim, penyiksaan dialami pula Tosan (51). Namun Tosan lolos dari maut setelah dikira sudah tewas oleh warga pro tambang. Dia kini dirawat di sebuah rumah sakit di Malang dengan penjagaan ketat pihak kepolisian. Menurut perkembangan, Polres Lumajang telah menangkap sejumlah tersangka yang diduga melakukan tindak kekerasan terhadap kedua orang itu. Para tersangka kini ditahan di Mapolda Jatim. (tio-infoblora)
Selain Salim, penyiksaan dialami pula Tosan (51). Namun Tosan lolos dari maut setelah dikira sudah tewas oleh warga pro tambang. Dia kini dirawat di sebuah rumah sakit di Malang dengan penjagaan ketat pihak kepolisian. Menurut perkembangan, Polres Lumajang telah menangkap sejumlah tersangka yang diduga melakukan tindak kekerasan terhadap kedua orang itu. Para tersangka kini ditahan di Mapolda Jatim. (tio-infoblora)
1 komentar:
Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'
Posting Komentar