Home » , » Blora Spektakuler, Hari Wayang Dunia Pentaskan 15 Dalang & 60 Sinden Semalaman

Blora Spektakuler, Hari Wayang Dunia Pentaskan 15 Dalang & 60 Sinden Semalaman

infoblora.id on 9 Nov 2015 | 05.30

Puluhan sinden duduk di kanan panggung pentas wayang kulit dalam rangka Hari Wayang Dunia yang menampilkan
15 dalang di Blok T Blora. (foto: tio-ib)
BLORA. Pagelaran wayang kulit di Blora pada Minggu malam (8/11) sungguh spektakuler. Lakon wayang kulit yang biasanya dimainkan oleh satu dalang sebagai sutradara sebuah cerita, kini dibawakan oleh 15 dalang dalam satu lakon atau judul. Mulai dalang paling muda hingga senior saling beradu peran memainkan wayang bergantian  di layar sepanjang 14 meter.

Sekali naik panggung ada 3 dalang tampil bersamaan, sahut-sahutan melakonkan wayang yang malam itu mengambil lampahan “Wahyu Cakraningrat”. Ki Hartanto dari Kecamatan Blora Kota, Ki Mulyono dari Kecamatan Tunjungan dan Ki Heri dari Kecamatan Randublatung berkesempatan naik panggung untuk pertama kali untuk membuka lakon.

Pasca penyerahan tokoh wayang oleh Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Blora, Slamet Pamudji, ketiga dalang tersebut langsung unjuk kebolehan membuka pagelaran. Tata cahaya lampu pun ditata apik bergantian disesuaikan dalang mana yang sedang menunjukkan sabetan wayangnya.

15 dalang tampil tiga-tiga bergantian dalam pentas wayang spektakuler Hari Wayang Dunia di Blok T Blora semalam.
(foto: tio-ib)
Sebelumnya Kepala Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kabupaten Blora, H.Sukarno menjelaskan bahwa pagelaran wayang malam itu diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Hari Wayang Dunia yang ke 12 pada 7 November 2015.

“Awalnya pentas akan digelar tepat 7 November kemarin, namun karena bersamaan dengan event Haul Sunan Pojok Blora sehingga diundur satu hari dan semoga tidak mengurangi semangat para seniman Blora,” jelas H.Sukarno, Minggu (8/11).

Sementara itu Kepala DPPKKI Blora Slamet Pamudji dalam sambutannya menyatakan bahwa pemerintah daerah memberikan dukungan penuh terhadap upaya pelestarian kesenian tradisional seperti halnya wayang kulit yang kini sedang digiatkan kembali oleh Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kabupaten Blora.

“PEPADI Blora hebat, kali ini mampu menyelenggarakan pentas wayang kulit spektakuler. Tak kalah dengan Solo dan Karanganyar dalam memeriahkan hari wayang. Kalau di Solo pentas wayang 30 jam, di Karanganyar pentas wayang kulit dalang kondang, di Blora pentas wayang kulit 15 dalang dengan pengiring waranggono (sinden-red) terbanyak yakni 60 orang semalaman. Luar biasa..!!,” kata Slamet Pamuji.

Tidak kalah dengan sinden di sebelah kanan panggung, sinden-sinden di sebelah kiri panggung juga ikut menunjukkan
kemampuan nyindennya. (foto: tio-ib)
Hadir malam itu ditengah acara Bapa Asuh Pedalangan Kabupaten Blora, H.Djoko Nugroho yang dipersilahkan naik panggung bersama Ketua PEPADI H.Sukarno untuk memberikan ucapan selamat hari wayang kepada semua seniman wayang.

Disaat sesi limbuk cangik oleh Ki Partono dari Kecamatan Japah, Ki Tahan dari Kecamatan Jepon dan Ki Sutarno dari Kecamatan Kradenan, Bapa Asuh Pedalangan H.Djoko Nugroho langsung naik panggung dan meminta 60 sinden yang hadir dengan memakai kostum oranye itu nembang lelagon Hari Merdeka bersama-sama.

Setelah itu Nyi Iswati, Nyi Wulandari dan Nyi Lilis diminta H.Djoko Nugroho untuk tampil berdiri menghibur penonton dengan membawakan tembang caping gunung. “Ayo cah-cah ayu sinden-sinden andalan Blora do dihibur kabeh penonton sing ono kene. Tapi sak durunge aku pengen menehi ucapan Selamat Hari Wayang Dunia. Kebudayaan yang sudah diakui dunia ini wajib kita uri-uri dan lestarikan agar lebih membumi dan moncer sebagai seni budaya bangsa Indonesia,” kata H.Djoko Nugroho.

Penonton yang hadir pun larut dalam hiburan tembang caping gunung, sebagian dari mereka berjoged bersama di depan panggung layaknya kesenian tayub. Semua menikmati hiburan sambil ditemani segelas kopi dari sponsor dan jajanan krowotan yang disediakan panitia.

Layar panjang 14 meter digunakan pentas wayang kulit 15 dalang dengan lakon Wahyu Cakraningrat, semalam.
(foto: tio-ib)
Tampil disesi ketiga Ki Pringgo mahasiswa ISI Surakarta dari Kecamatan Banjarejo, Ki Dodik dari Kecamatan Sambong dan Ki Budi dari Kecamatan Bogorejo. Ketiga dalang muda ini dengan cekatan memainkan adegan perang, sehingga penonton bertepuk tangan ketika ketiga dalang tersebut bersahutan saling lempar wayang.

Sesi keempat tibalah saat gara-gara dimana para punakawan Semar, Gareng, Petruk dan Bagong tambil menghibur penonton. Ki Woto dari Kecamatan Kunduran, Ki Muri dari Kecamatan Cepu dan Ki Tando dari Kecamatan Jati membawakan gara-gara juga tak kalah meriah, semua sinden ikut mengiringi dengan tembang Sri Huning.

Sebagai penutup ditampilkan langsung 3 dalang terakhir yakni Ki Parjo, Ki Daryono dan Ki Darsono dari Kecamatan Ngawen, Todanan dan Jiken untuk menuntaskan lakon Wahyu Cakraningrat. Acara selesai pukul 03.00 WIB Senin dini hari (9/11) dan penonton tetap setia walau mata sudah ngantuk.

Sekedar diketahui dalam pementasan wayang spektakuler 15 dalang dengan 60 sinden semalam tersebut, pihak panitia dari PEPADI Kabupaten Blora mengirimkan 1 perwakilan dalang dari setiap kecamatan dimana masing-masing dalang membawa 4 orang sinden. Namun untuk Kecamatan Kedungtuban tidak bisa mengirimkan perwakilannya karena dalangnya sedang sakit sehingga dari 16 kecamatan hanya 15 kecamatan yang tampil dengan total sinden 60 orang. (tio-infoblora)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved