Puluhan sinden duduk di kanan panggung pentas wayang kulit dalam rangka Hari Wayang Dunia yang menampilkan 15 dalang di Blok T Blora. (foto: tio-ib) |
Sekali naik panggung ada 3 dalang tampil bersamaan, sahut-sahutan melakonkan
wayang yang malam itu mengambil lampahan “Wahyu
Cakraningrat”. Ki Hartanto dari Kecamatan Blora Kota, Ki Mulyono dari
Kecamatan Tunjungan dan Ki Heri dari Kecamatan Randublatung berkesempatan naik
panggung untuk pertama kali untuk membuka lakon.
Pasca penyerahan tokoh wayang oleh Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata
Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Blora, Slamet Pamudji, ketiga
dalang tersebut langsung unjuk kebolehan membuka pagelaran. Tata cahaya lampu
pun ditata apik bergantian disesuaikan dalang mana yang sedang menunjukkan
sabetan wayangnya.
15 dalang tampil tiga-tiga bergantian dalam pentas wayang spektakuler Hari Wayang Dunia di Blok T Blora semalam. (foto: tio-ib) |
“Awalnya pentas akan digelar tepat 7 November kemarin, namun karena
bersamaan dengan event Haul Sunan Pojok Blora sehingga diundur satu hari dan
semoga tidak mengurangi semangat para seniman Blora,” jelas H.Sukarno, Minggu
(8/11).
Sementara itu Kepala DPPKKI Blora Slamet Pamudji dalam sambutannya menyatakan
bahwa pemerintah daerah memberikan dukungan penuh terhadap upaya pelestarian
kesenian tradisional seperti halnya wayang kulit yang kini sedang digiatkan
kembali oleh Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kabupaten Blora.
“PEPADI Blora hebat, kali ini mampu menyelenggarakan pentas wayang
kulit spektakuler. Tak kalah dengan Solo dan Karanganyar dalam memeriahkan hari
wayang. Kalau di Solo pentas wayang 30 jam, di Karanganyar pentas wayang kulit
dalang kondang, di Blora pentas wayang kulit 15 dalang dengan pengiring
waranggono (sinden-red) terbanyak yakni 60 orang semalaman. Luar biasa..!!,”
kata Slamet Pamuji.
Tidak kalah dengan sinden di sebelah kanan panggung, sinden-sinden di sebelah kiri panggung juga ikut menunjukkan kemampuan nyindennya. (foto: tio-ib) |
Disaat sesi limbuk cangik oleh Ki Partono dari Kecamatan Japah, Ki
Tahan dari Kecamatan Jepon dan Ki Sutarno dari Kecamatan Kradenan, Bapa Asuh
Pedalangan H.Djoko Nugroho langsung naik panggung dan meminta 60 sinden yang
hadir dengan memakai kostum oranye itu nembang lelagon Hari Merdeka
bersama-sama.
Setelah itu Nyi Iswati, Nyi Wulandari dan Nyi Lilis diminta H.Djoko
Nugroho untuk tampil berdiri menghibur penonton dengan membawakan tembang
caping gunung. “Ayo cah-cah ayu sinden-sinden andalan Blora do dihibur kabeh
penonton sing ono kene. Tapi sak durunge aku pengen menehi ucapan Selamat Hari
Wayang Dunia. Kebudayaan yang sudah diakui dunia ini wajib kita uri-uri dan
lestarikan agar lebih membumi dan moncer sebagai seni budaya bangsa Indonesia,”
kata H.Djoko Nugroho.
Penonton yang hadir pun larut dalam hiburan tembang caping gunung,
sebagian dari mereka berjoged bersama di depan panggung layaknya kesenian
tayub. Semua menikmati hiburan sambil ditemani segelas kopi dari sponsor dan
jajanan krowotan yang disediakan panitia.
Layar panjang 14 meter digunakan pentas wayang kulit 15 dalang dengan lakon Wahyu Cakraningrat, semalam. (foto: tio-ib) |
Sesi keempat tibalah saat gara-gara dimana para punakawan Semar,
Gareng, Petruk dan Bagong tambil menghibur penonton. Ki Woto dari Kecamatan
Kunduran, Ki Muri dari Kecamatan Cepu dan Ki Tando dari Kecamatan Jati
membawakan gara-gara juga tak kalah meriah, semua sinden ikut mengiringi dengan
tembang Sri Huning.
Sebagai penutup ditampilkan langsung 3 dalang terakhir yakni Ki Parjo,
Ki Daryono dan Ki Darsono dari Kecamatan Ngawen, Todanan dan Jiken untuk
menuntaskan lakon Wahyu Cakraningrat. Acara selesai pukul 03.00 WIB Senin dini
hari (9/11) dan penonton tetap setia walau mata sudah ngantuk.
Sekedar diketahui dalam pementasan wayang spektakuler 15 dalang dengan
60 sinden semalam tersebut, pihak panitia dari PEPADI Kabupaten Blora
mengirimkan 1 perwakilan dalang dari setiap kecamatan dimana masing-masing
dalang membawa 4 orang sinden. Namun untuk Kecamatan Kedungtuban tidak bisa
mengirimkan perwakilannya karena dalangnya sedang sakit sehingga dari 16
kecamatan hanya 15 kecamatan yang tampil dengan total sinden 60 orang. (tio-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar