Salah satu warga Blora yang mengunjungi air terjun Kedung Mansur, kemarin. (foto: tio-ib) |
Seperti yang
dijumpai oleh Info Blora saat berkunjung ke air terjun Kedung Mansur yang
berada di wilayah BKPH Temanjang, Perhutani KPH Randublatung, Minggu (31/1).
Dimana secara administratif masuk wilayah Desa Jatisari Kecamatan Banjarejo
Blora. Ternyata keadaan air terjun jauh dari kesan pengelolaan yang bagus, bisa
dikatakan terbengkalai. Luput dari perhatian Perhutani selaku pemilik lahan.
Akses untuk
menuju lokasi air terjun setinggi 10 meter ini pun harus ditempuh dengan waktu
1 jam melewati jalan Perhutani yang berbatuan, membelah hutan KPH Randublatung
untuk menuju Desa Jatisari. Lokasinya berada di selatan Kota Blora berjarak
sekitar 20 km.
Paling mudah
melewati Jl.Blora-Randublatung km 10, setibanya di pertigaan pos hutan
Semenggah belok kanan masuk jalan Perhutani yang kondisinya berbatuan sejauh 5
km. Sesampainya di pertigaan pos perhutani, ambil kiri arah Desa Jatiklampok
dan Desa Jatisari. Disini akses jalan sudah lumayan bagus berupa blok beton 2
lajur, sedangkan jalan di dalam desa sudah beraspal.
Air terjun
Kedung Mansur sendiri berada di selatan Desa Jatisari, tepatnya di selatan Pos
Perhutani BKPH Temanjang. Berdekatan dengan Wisma Temanjang, sebuah komplek
agrowisata milik perseorangan yang di dalamnya juga terdapat sebuah sendang atau
sumur tua.
Menurut Warso
(65) salah satu penjaga Wisma Agro Wisata Temanjang milik Sumindar seorang
pengusaha sukses asal Blora yang kini berada di Surabaya, mengatakan bahwa air
terjun Kedung Mansur merupakan aset milik Perhutani KPH Randublatung.
“Air terjun
ini milik Perhutani. Dahulu banyak dikunjungi warga untuk menikmati suasana
alam bahkan tak jarang pengunjung menyempatkan mandi di bawah air terjun. Namun
hingga saat ini tidak ada penataan dan pengelolaan yang serius dari Perhutani.
Minim fasilitas sehingga semakin sepi. Akses menuju air terjun pun harus lewat
komplek Wisma Agro Wisata Temanjang milik Pak Mindar ini,” ucap Warso.
Sementara
itu, Riyo (24) salah satu pengunjung yang saat itu berada di air terjun Kedung
Mansur berharap agar kedepan Perhutani KPH Randublatung bisa mengelola potensi
wisata alam ini dengan baik.
“Kalau
tidak bisa mengelola sendiri, ya dikerjasamakan dengan Dinas Periwisata milik
Pemkab sehingga bisa menjadi alternatif wisata alam kehutanan. Apalagi lokasi
air terjun ini juga tidak jauh dengan situs budaya Jati Gong dan Jati Denok
yang dikenal sebagai situs pohon jati raksasa berusia ratusan tahun,” harapnya.
(tio-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar