Komandan Satgana PMI Kecamatan Cepu, Anton Moedji bersama rekannya saat memantau debit air Bengawan Solo di Jembatan Cepu-Padangan, Rabu (3/2) tadi. (foto: ag-ib) |
Info dari
BPBD menunjukkan bahwa pagi tadi di papan pantau Jurug Solo debit air mencapai
angka 84,34 m dengan kategori siaga kuning. Begitu pula di DAS Bengawan Solo
wilayah Kabupaten Blora yang melintasi Kecamatan Kradenan, Kedungtuban dan Cepu
juga mengalami kenaikan muka air.
Menyikapi
kondisi tersebut, Satuan Tanggap Bencana (Satgana) PMI Kecamatan Cepu dan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora pada Rabu pagi (3/2)
langsung menggiatkan patroli sungai untuk mengecek kondisi ketinggian muka air
dari bibir tanggul.
Permuakaan air Bengawan Solo meskipun naik tetapi masih dalam batas aman. (foto: ag-ib) |
“Mengantisipasi
potensi banjir luapan, ini tadi bersama Mas Eko Nupiyanto Divisi Asessment dan
Evakuasi langsung ke tanggul mengecek ketinggian air Bengawan di bawah Jembatan
Cepu-Padangan. Meskipun air sudah naik dari kiriman wilayah hulu, namun di Cepu
ini masih dikatakan aman karena permukaan air masih dibawah batas siaga kuning,”
kata Anton.
Pihaknya
terus berkoordinasi dengan BPBD Blora untuk melakukan patroli secara berkala
agar jika terjadi potensi banjir luapan bisa diminimalisir dampak
kebencanaannya. Sehingga masyarakat yang berada di pinggiran sungai bisa lebih
dahulu dikondisikan.
Sementara
itu, petugas BPBD Blora pemantau wilayah Sambong, Cepu, Kedungtuban dan
Kradenan, Agung Triyono pada Rabu (3/2) juga melakukan patroli memantau
ketinggian air Bengawan Solo mulai dari Cepu hingga Kradenan.
“Hingga
Rabu sore, ketinggian air Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Blora masih
terkondisi aman. Tinggi muka air rata-rata masih dibawah bibir tanggul sekitar
3 sampai 4 meter. Kami akan terus melakukan patroli jika sewaktu kiriman air
dari hulu kembali datang,” ujarnya.
Meskipun
masih aman, ia mengimbau kepada warga masyarakat yang tinggal di pinggiran
Sungai Bengawan Solo untuk tetap waspada. Khususnya wilayah DAS Bengawan Solo
yang belum ada tanggul penguatnya seperti di Desa Gadon, Nglanjuk, Sumberpitu
dan Getas. Dimana wilayah tersebut kerap menjadi daerah banjir dikala Bengawan
Solo meluap. (ag-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar