Lapangan Terbang (Lapter) Ngloram saat ditinjau Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Februari tahun lalu. (foto: rs-ib) |
Hal itu
mulai terasa dengan semakin berkembangnya perekonomian di wilayah perbatasan Kabupaten
Blora, Rembang (Jateng) dan Bojonegoro, Tuban (Jatim). Adanya industri semen di
Tuban dan Rembang, industri pengolahan gas PPGJ Blok Gundih di Kecamatan
Kradenan dan industri Pabrik Gula di Kecamatan Todanan Blora, serta munculnya
banyak investor yang mendirikan hotel di Kecamatan Cepu bukan tidak mungkin
akan semakin mendorong tingginya mobilitas menuju kawasan perbatasan
Jateng-Jatim ini.
Tokoh di
Blora pun setuju dan ikut mendorong pengaktifan kembali Ngloram menjadi sebuah
bandara. Mereka memandang ini sebagai peluang bagus yang harus diambil
pemerintah baik Kabupaten Blora maupun Jawa Tengah agar perkembangan ekonomi
bisa semakin maju.
Seperti
yang dikemukakan Kepala Dinas Energi Sumber daya Mineral (ESDM) Kabupaten
Blora, Setyo Edy kemarin. Dirinya menilai lapter Ngloram milik Kementerian ESDM
yang pernah aktif hingga tahun 1980 an ini sangat layak diaktifkan kembali
menjadi sebuah bandara dengan melihat kemajuan perekonomian wilayah.
“Ngloram
sangat layak diaktifkan lagi menjadi bandara, lahan sudah ada, tinggal
diperluas. Lakukan pengkajian yang lebih mendalam dengan beberapa pihak terkait
agar bisa diketahui prospek keekonomiannya. Saya yakin akan sangat bermanfaat
untuk mendukung pengembangan transportasi udara di kawasan Blok Cepu,” ucapnya.
Menurutnya
tingginya mobilitas para pekerja migas, mahasiswa dan dosen akamigas juga
menjadi salah satu faktor pendorong dibutuhkannya sebuah moda transportasi yang
cepat dan efisien.
“Pemkab
Blora dan Pemprov Jawa Tengah tidak boleh ketinggalan langkah, tidak boleh
lengah dan harus terus berpacu dengan kabupaten di provinsi sebelah untuk
meraih kesempatan pengembangan transportasi udara yang saat ini semakin banyak
diminati oleh masyarakat,” lanjutnya.
Sekedar
diketahui untuk menunjang jalur ekonomi kawasan Blok Cepu, Kabupaten Bojonegoro
dan Pemprov Jatim sejak beberapa tahun lalu sudah terlebih dahulu mengajukan
ruas jalan Bojonegoro-Padangan/Cepu-Ngawi menjadi jalan nasional dan disetujui
oleh Pemerintah Pusat. Sedangkan Jawa Tengah ketinggalan, ruas jalan
Rembang-Blora-Cepu sebagai akses utama menuju kawasan Blok Cepu baru menjadi
jalan nasional di awal 2016 ini.
“Jangan
sampai kesempatan Blora dan Jawa Tengah untuk mengembangkan moda transportasi
udara terlebih dahulu diambil oleh Bojonegoro dan Jatim. Blora sudah punya
lahan dan tinggal diaktifkan, sedangkan Bojonegoro harus mulai dari nol jika
ingin membuat bandara. Pemerintah harus sigap menyikapi kondisi ini,”
pungkasnya.
Dengan
adanya Bandara Ngloram, kebutuhan transportasi udara di wilayah Blora, Rembang,
Tuban, Bojonegoro, beserta Ngawi akan lebih dekat tanpa harus jauh-jauh ke
Surabaya, Solo atau Semarang.
Pada bulan Februari 2015 lalu Gubernur Ganjar Pranowo juga telah melihat langsung kondisi lapter Ngloram milik Kementerian ESDM yang kini mangkrak karena sudah tidak aktif lagi sejak 1980 an. (tio-infoblora)
Pada bulan Februari 2015 lalu Gubernur Ganjar Pranowo juga telah melihat langsung kondisi lapter Ngloram milik Kementerian ESDM yang kini mangkrak karena sudah tidak aktif lagi sejak 1980 an. (tio-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar