Home » , » Dukung Pengaktifan Bandara Ngloram Blora Untuk Transportasi Objek Vital Nasional

Dukung Pengaktifan Bandara Ngloram Blora Untuk Transportasi Objek Vital Nasional

infoblora.id on 5 Feb 2016 | 12.00

Lapangan Terbang (Lapter) Ngloram saat ditinjau Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Februari tahun lalu. (foto: rs-ib)
BLORA. Rencana pengaktifan kembali lapangan terbang (lapter) Ngloram di Kecamatan Cepu Kabupaten Blora oleh pemerintah menjadi sebuah bandara bukan tanpa alasan. Keberadaan objek vital nasional berupa industri migas di kawasan Blok Cepu (Blora dan Bojonegoro) yang berada di wilayah perbatasan Jateng dan Jatim secara otomatis mendorong pertumbuhan ekonomi yang semakin maju, sehingga butuh daya dukung transportasi yang cepat.

Hal itu mulai terasa dengan semakin berkembangnya perekonomian di wilayah perbatasan Kabupaten Blora, Rembang (Jateng) dan Bojonegoro, Tuban (Jatim). Adanya industri semen di Tuban dan Rembang, industri pengolahan gas PPGJ Blok Gundih di Kecamatan Kradenan dan industri Pabrik Gula di Kecamatan Todanan Blora, serta munculnya banyak investor yang mendirikan hotel di Kecamatan Cepu bukan tidak mungkin akan semakin mendorong tingginya mobilitas menuju kawasan perbatasan Jateng-Jatim ini.

Tokoh di Blora pun setuju dan ikut mendorong pengaktifan kembali Ngloram menjadi sebuah bandara. Mereka memandang ini sebagai peluang bagus yang harus diambil pemerintah baik Kabupaten Blora maupun Jawa Tengah agar perkembangan ekonomi bisa semakin maju.

Seperti yang dikemukakan Kepala Dinas Energi Sumber daya Mineral (ESDM) Kabupaten Blora, Setyo Edy kemarin. Dirinya menilai lapter Ngloram milik Kementerian ESDM yang pernah aktif hingga tahun 1980 an ini sangat layak diaktifkan kembali menjadi sebuah bandara dengan melihat kemajuan perekonomian wilayah.

“Ngloram sangat layak diaktifkan lagi menjadi bandara, lahan sudah ada, tinggal diperluas. Lakukan pengkajian yang lebih mendalam dengan beberapa pihak terkait agar bisa diketahui prospek keekonomiannya. Saya yakin akan sangat bermanfaat untuk mendukung pengembangan transportasi udara di kawasan Blok Cepu,” ucapnya.

Menurutnya tingginya mobilitas para pekerja migas, mahasiswa dan dosen akamigas juga menjadi salah satu faktor pendorong dibutuhkannya sebuah moda transportasi yang cepat dan efisien.

“Pemkab Blora dan Pemprov Jawa Tengah tidak boleh ketinggalan langkah, tidak boleh lengah dan harus terus berpacu dengan kabupaten di provinsi sebelah untuk meraih kesempatan pengembangan transportasi udara yang saat ini semakin banyak diminati oleh masyarakat,” lanjutnya.

Sekedar diketahui untuk menunjang jalur ekonomi kawasan Blok Cepu, Kabupaten Bojonegoro dan Pemprov Jatim sejak beberapa tahun lalu sudah terlebih dahulu mengajukan ruas jalan Bojonegoro-Padangan/Cepu-Ngawi menjadi jalan nasional dan disetujui oleh Pemerintah Pusat. Sedangkan Jawa Tengah ketinggalan, ruas jalan Rembang-Blora-Cepu sebagai akses utama menuju kawasan Blok Cepu baru menjadi jalan nasional di awal 2016 ini.

“Jangan sampai kesempatan Blora dan Jawa Tengah untuk mengembangkan moda transportasi udara terlebih dahulu diambil oleh Bojonegoro dan Jatim. Blora sudah punya lahan dan tinggal diaktifkan, sedangkan Bojonegoro harus mulai dari nol jika ingin membuat bandara. Pemerintah harus sigap menyikapi kondisi ini,” pungkasnya.

Dengan adanya Bandara Ngloram, kebutuhan transportasi udara di wilayah Blora, Rembang, Tuban, Bojonegoro, beserta Ngawi akan lebih dekat tanpa harus jauh-jauh ke Surabaya, Solo atau Semarang.

Pada bulan Februari 2015 lalu Gubernur Ganjar Pranowo juga telah melihat langsung kondisi lapter Ngloram milik Kementerian ESDM yang kini mangkrak karena sudah tidak aktif lagi sejak 1980 an. (tio-infoblora)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved