Seorang petugas Perhutani KPH Randublatung sedang memeriksa persemaian bibit pohon jati. (foto: rs-ib) |
Kepala Seksi Perencanaan
Sumber Daya Hutan dan Lingkungan Perhutani KPH Randublatung, Rani Maharto
menjelaskan, untuk tahun ini KPH Randublatung akan menanam pohon di kawasan
hutan seluas 983,9 ha. Masing-masing terdiri dari tanaman jati seluas 886,9 ha.
”Sementara penanaman di Kawasan Perlindungan Setempat ( KPS ) seluas 97 ha,”
jelasnya.
Tanaman jati yang
ditanaman tersebut berasal dari varietas Jati Plus Perhutani ( JPP ) Stek Pucuk
seluas 983,9 ha. ”Luas tanaman JPP tersebut dilakukan dengan pola silvikultur
intensif. Dalam pola tersebut tanaman akan mendapatkan perlakuan dangir,
pemupukan dan perawatan lanjutan lainnya, dan syarat mutlak JPP pada lokasi
tersebut harus dilakukan dengan cara tumpangsari,” jelas Rani.
Dikemukakan, peran
sosial Perhutani akan kelihatan jelas bagi masyarakat, karena dalam sistem
tumpangsari tersebut akan melibatkan masyarakat desa hutan untuk melakukan
aktivitas penanaman palawija jagung maupun jenis lain di lahan tanaman jati
muda.
Sedangkan untuk
kawasan KPS, lanjutnya, akan ditanam jenis rimba campur yang terdiri dari jenis
mahoni, johar, salam dan sejumlah tanaman lainnya.
”Untuk keperluan itu
semua, saat ini akan membutuhkan bibit sebanyak 1.277.002, dan telah disiapkan
dilokasi persemaian milik Perhutani KPH Randublatung,” kata Rani Maharto.
Disinggung tentang
kapan pelaksanaan penanaman massal tersebut, pihaknya belum bisa memastikan
tanggal dan hari penanamannya. “Hingga saat ini kami sedang fokus mempersiapkan
lahan dan pengadaan bibit tanaman. Untuk penanamannya nanti akan dilakukan
sesegera mungkin setelah semuanya siap, dengan melibatkan masyarakat desa hutan
sekitar,” pungkasnya. (Ud-SM | Jo-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar