![]() |
Dua karyawan Sutiyono sedang menyelesaikan pembuatan miniatur kereta api di bengkel kerjanya, Senin (15/2). (foto: ag-infoblora) |
Ialah Sutiyono
seorang lulusan sarjana arsitektur, warga RT 04 RW 04 Dukuh Sambong Kelurahan
Wulung Kecamatan Randublatung yang kini giat mengembangkan usaha kerajinan
miniatur kereta api bersama ketiga karyawannya.
“Dahulu saat kuliah
arsitek, saya sering membuat maket gedung-gedung bertingkat dan sebagainya.
Setelah lulus, saya coba membuat miniatur kendaraan. Namun akhir-akhir ini
lebih banyak membuat miniatur kereta api, karena saya bergabung ke dalam Forum
Kereta api Miniatur (FKM),” jelas Sutiyono yang mulai menekuni kerajinan
miniatur sejak 2014 ini, Senin (15/2).
Menurutnya, selain
membuat minatur kereta api, pihaknya juga bisa melayani pembuatan miniatur bus,
pesawat dan maket bangunan gedung perkantoran. “Saya membuat hanya berdasarkan
pesanan. Hanya ada beberapa saja yang saya jadikan contoh,” lanjutnya.
Bersama dengan 3
pekerjanya yakni Supriyanto, Andri dan Kahar, produk miniatur yang dihasilkan
Sutiyono sudah dikirim ke beberapa kota besar di Jawa dan luar Jawa. “Ada yang
pesan dari Jambi, Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang dan Solo.
Kebanyakan pemesan adalah para kolektor penghobi kereta api,” ucap Sutiyono.
Saat ditanya tentang
harga miniatur kereta api yang dibuatnya, ia mengatakan bahwa model kereta api
paling sederhana hanya berkisar ratusan ribu. Sedangkan jika paket lengkap
berupa kereta api disertai jalur rel, stasiun, dan ornamen lainnya bisa
mencapai harga Rp 25 juta.
“Saat ini yang
paling diminati adalah miniatur kereta api model kuno, yang memakai loko uap
atau loko lama. Karena memiliki bentuk antik dan sudah sukar dijumpai yang bisa
jalan,” ujar Sutiyono yang kini berstatus sebagai karyawan salah satu BUMN di
Randublatung ini.
Sedangkan untuk
proses pembuatannya, ia mengaku membutuhkan waktu setidaknya hingga 2 minggu
untuk membuat miniatur kereta api sebanyak 1 buah.
Memang di Kabupaten
Blora tidak ada komunitas penggemar kereta api, namun dirinya tidak pantang
menyerah dengan cara bergabung dengan FKM yang anggotanya ada di berbagai
wilayah se Indonesia. Dari FKM inilah produknya mulai dikenal di dunia maya dan
dipesan oleh berbagai kolektor miniatur kereta di Indonesia.
“Saya berharap
kedepan produk kerajinan miniatur kereta api ini bisa diterima oleh masyarakat,
dan semakin banyak pemuda yang tertarik dengan produk yang kami hasilkan ini,”
harapnya.
Dirinya mengaku
hingga saat ini belum ada bantuan pengembahan usaha dari Pemerintah Daerah. “Belum
ada dinas yang datang kemari untuk memberikan tawaran bantuan pengembangan
usaha. Kami masih mandiri sesuai kemampuan ekonomi yang ada,” pungkasnya.
(ag-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar