Home » , , » KKN Mahasiswa UNS Surakarta di Blora Akan Ditingkatkan

KKN Mahasiswa UNS Surakarta di Blora Akan Ditingkatkan

infoblora.id on 30 Agu 2016 | 21.50

Perwakilan mahasiswa UNS Surakarta foto bersama dengan Wakil Bupati, dosen pembimbing, Camat Banjarejo, Kepala Kesbangpol dan Kades. (foto: ag-infoblora)
BLORA. Berakhirnya program Kuliah Kerja Nyata (KKN) sejumlah 79 mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta di Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora pada Senin (29/8) lalu bukan berarti memutus kerjasama antara Pemkab Blora dengan salah satu kampus terbesar di Kota Solo ini.

Bahkan saat penarikan mahasiswa di Gedung Setda Blora, Wakil Bupati H.Arief ROhman secara langsung meminta agar tahun depan jumlah mahasiswa KKN di Kabupaten Blora bisa terus ditambah atau ditingkatkan.


“Program KKN sangat bermanfaat bagi warga masyarakat Blora yang secara langsung bisa membantu pengentasan kemiskinan, peningkatan mutu pendidikan, ketrampilan dan kesehatan. Saya ingin tahun depan mahasiswa yang KKN di Blora bisa ditingkatkan, kami akan menyambut dengan senang hati. Apalagi saat ini Blora masih memiliki tingkat kemiskinan di zona merah sekitar 13 persen, ungkap Wabup.


“Kedepannya KKN ditempatkan di desa-desa hutan. Teori yang didapatkan di kampus bisa diterapkan di lapangan agar bisa menjadi pengalaman dan menjadi bekal dikemudian,” lanjutnya.

Mahasiswa UNS Surakarta memaparkan hasil-hasil program KKN di hadapan Wakil Bupati sebelum penarikan dilakukan. (foto: ag-infoblora)
Di hadapan Wakil Bupati H.Arief Rohman M.Si, Camat Banjarejo Suhirman, serta beberapa kepala desa tempat KKN, perwakilan mahasiswa yang telah melaksanakan KKN di 8 desa selama 45 hari sejak bulan Juli lalu, memberikan penjelasan hasil-hasil KKN di berbagai bidang.

Dengan mengusung tema KKN, Tematik Integratif “Pendidikan dan Kesehatan”, diharapkan mampu meningkatkan derajat pendidikan dan kesehatan masyarakat. Diantaranya penyuluhan kesehatan, cara cuci tangan dan gosok gigi yang benar untuk anak-anak, ketrampilan membatik, pembuatan pupuk kompos, pemasangan petunjuk arah, pendampingan pertanian, dll.

Suryadi, Dosen Pembimbing KKN, dalam sambutannya mengatakan bahwa program KKN tujuannya agar mahasiswa belajar menerapkan ilmu yang didapat di kampus untuk diterapkan di masyarakat.

“Tentu ini harus diselaraskan dan disesuaikan kondisi masyarakat, KKN ini program agar disaat mahasiswa terjun dimasyarakat tidak bingung lagi, segera bisa mengambil keputusan untuk mengabdikan dirinya dimasyarakat,” katanya.

Ia menjelaskan Tematik Integratif maksudnya bahwa program kerja atau tema yang dibawakan sesuai dengan kondisi lapangan, bahwa KKN membawa tema dan program kerja yang sesuai dengan permasalahan yang ada di masyarakat.

Sebelum diterjunkan ke lapangan, lanjutnya mahasiswa dibekali bagaimana kondisi sesungguhnya di lapangan. Mahasiswa juga diminta survey lapangan dan berkoordinasi dengan kepala desa, supaya tema dan program kerja yang dilakukan bisa sesuai.

Sedangkan Integratif maksudnya, kampus juga melibatkan dinas instansi dan pakar atau praktisi yang sesuai dibidangnya selama program KKN berlangsung. “Dari Bappeda kami diarahkan ke Pendidikan dan Kesehatan tapi tidak menutup kemungkinan tema lainnya seperti peternakan sesuai kebutuhan,” terangnya.

“Kami mengucapkan terima kasih atas perkenannya untuk KKN disini. Selama satu setengah bulan di Kecamatan Banjarejo banyak kesalahan mohon maaf utamanya bapak ibu kepala desa kami juga ucapkan terima kasih atas bimbingannya semoga menjadi amal sholeh,” pungkasnya.

Perwakilan Tim KKN Rofila Kennedy memaparkan, selama 45 hari terhitung sejak 14 Juli, mahasiswa yang mengikuti program KKN di Kec. Banjarejo ditempatkan di 8 (delapan) desa, yakni Desa Kembang, Balongrejo, Karangtalun, Sembongin, Gedongsari, Sendangwungu, Buluroto, dan Plosorejo.

Selama KKN, masing-masing tim KKN membuat program kerja pokok dan program kerja pendukung. Tiap desa tentu program kerjanya berbeda sesuai dengan kondisi dan permasalahan desa.

“Selama KKN kami menemukan permasalahan yang perlu kami pecahkan. Disini tugas kami belajar dan mengabdi. Hari ke 45  mengabdi di kota Mustika dihadapan Wakil Bupati Blora kami laporkan sekaligus presentasi setiap desa,” tuturnya.

Program kerja utama yang berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan, sedangkan program kerja pendukung disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat, seperti pelatihan batik, sablon, pembuatan pupuk kompos, dll.
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved