Dinas Kesehatan menyatakan hingga kini wilayah Kabupaten Blora masih endemis kaki gajah. (foto: ilustrasi) |
Hal
tersebut diungkapkan Kepala DKK Blora dr.Henny Indriyanti saat memberikan
sambutan dalam acara Pertemuan Perencanaan dan Koordinasi POPM (Pemberian Obat
Pencegahan Massal) Filariasis di salah satu rumah makan Kota Blora, Senin
(22/8) kemarin.
Dirinya
menjelaskan bahwa saat ini Kabupaten Blora masih dinyatakan sebagai daerah
endimis penyakit kaki gajah karena jumlah kasus penderita penyakit pembengkakan
pada kaki tersebut masih di atas rata-rata nasional. Sejak tahun 2005, jumlah
kasus filariasis di Blora mencapai sebanyak 17 kasus.
Menurutnya
sesuai ketentuan yang berlaku, sebuah daerah akan dinyatakan endemis jika
perbandingan antara jumlah penderita dengan jumlah penduduk 1 : 100.000.
Sedangkan berdasarkan data yang ada, kini di Blora jumlah penduduknya sekitar
900-an ribu penduduk dan telah ditemukan 17 kasus filariasis, maka
perbandingannya sudah melebihi batas endemis bahkan sudah mencapai 2 : 100.000
penduduk.
“Oleh
karena itu kami tak henti-hentinya melakukan penanganan. Yakni dengan kembali
menggelar pemberian obat pencegahan massal filariasis tahun ini,”ujar dr.Henny
Indriyanti.
Adapun
Kepala Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Permukiman (P3LP) Dinkes Blora Lilik Hernanto menambahkan, pada bulan Oktober
nanti pihaknya akan kembali menggelar kegiatan Bulan Eliminasi Kaki Gajah
(Belkaga).
Dalam
kegiatan itu akan dibagikan obat pencegahan penyakit kaki gajah. Warga usia dua
tahun hingga 70 tahun diwajibkan meminum obat tersebut.
”Obat
gratis yang disediakan pemerintah itu dikonsumsi setahun sekali selama lima
tahun berturut-turut,” kata Lilik Hernanto.
Agar
Belkaga tahun ini bisa berjalan sukses, sejak dini DKK telah melakukan
persiapan dan sosialisasi dengan menggandeng sejumlah pihak agar program
tersebut tepat sasaran dan menyasar masyarakat hingga pelosok desa. Sebab,
berdasarkan temuan kasus filariasis selama ini, jumlah penderita terbanyak
rata-rata bermukim di desa-desa.
”Kami
meminta semua pihak terkait memastikan seluruh penduduk minum obat filariasis.
Untuk itu, meskipun pencanangannya tepatnya tanggal 4 Oktober mendatang, namun
sosialisasi sudah disampaikan di bulan September nanti,” pungkasnya.
(jo-infoblora)