Bu Karni (tengah) memegang telepon selular milik Wakil Bupati saat berbicara dengan Menpora. (foto: ag-infoblora) |
Hal itu ditunjukkan Menteri Pemuda dan
Olahraga (Menpora), Imam Nachrowi, yang memberikan perhatian khusus kepada
mantan atlet yang pernah meraih prestasi di ajang internasional. Salah satunya
Bu Karni (49) mantan atlet dayung internasional yang kini hanya bekerja sebagai
tukang sapu di Taman Tirtonadi Kota Blora.
Setelah beberapa kali diberitakan di media, Kamis
(25/8) kemarin Menpora langsung menelpon Bu Karni melalui Wakil Bupati (Wabup) Blora
H.Arief Rohman M.Si. Menpora berbicara langsung dengan Bu Karni yang pernah
meraih 3 medali emas dari ASEAN Games, SEA Games dan kejuaraan internasional
dayung Dragon Boat di Hong Kong.
”Saya sudah mendengar
kabar tentang Bu Karni. Bagaimana kabar ibu sekarang? Sehat kan? Ibu adalah
inspirasi buat kami, pahlawan kami di bidang olahraga. Kami turut prihatin,
semoga ada jalan keluar. Tolong Pak Wabup, Bu Karni lebih diperhatikan lagi,”
ujar Imam Nachrowi melalui telepon selular.
Sambungan telepon
dengan Menpora terjadi saat Wabup bersama Bank Jateng dan Forkopimcam Blora
Kota mendatangi rumah Karni di Dukuh Mogo Desa Purwosari, Kecamatan Blora.
Sekedar mengingatkan,
Bu Karni adalah salah satu mantan atlet dayung Blora, yang bernasib kurang
beruntung. Di saat rekan-rekan seperjuangannya sesama mantan atlet dayung telah
diangkat menjadi PNS, Karni hanya berstatus pegawai honorer dan bertugas
menyapu Taman Tirtonadi yang dikelola Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan
Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Blora.
”Saya gagal jadi PNS
karena faktor ijazah. Saat ada pemberkasan pegawai honorer yang akan diangkat
menjadi PNS pada 2010, ijazah saya dianggap tidak sesuai. Saya mengabdi menjadi
pegawai honorer sejak 1998, namun ijazah SD saya tahun 2008,” tandas Karni,
yang mengaku hanya lulusan SD.
Karni mengaku merasa
lega bisa berbicara Menpora Imam Nachrawi melalui sambungan telepon. ”Saya lega
bisa berbicara langsung dengan Pak Menteri dan mencurahkan isi hati,” kata
Karni, wanita kelahiran 1 Januari 1968 ini. Sampai sekarang, saya belum PNS.
Saya menyadari, hanya tamatan SD. Jadi, saya syukuri saja,” tambahnya.
Kedatangan Wakil
Bupati Arif Rohman ke rumah Karni mewakili Bupati Djoko Nugroho menindaklanjuti
informasi pemberitaan atlet dayung berprestasi yang menjadi petugas kebersihan
taman Tirtonadi.
”Bu Karni ini
sebenarnya bukan dilupakan, tetapi sejak lama sudah diperhatikan oleh Pemkab
dengan dijadikan tenaga honorer. Gajinya pun sudah setara UMR senilai Rp 1,2 juta per bulan. Ia gagal jadi PNS pasalnya Bu Karni saat itu belum punya Ijazah
SD sehingga tidak bisa mengikuti pemberkasan. Sedangkan kini usianya sudah
49, maksimal pengangkatan saat usia 35. Kami mengusulkan kepada Menpora agar Bu
Karni bisa jadi bintang iklan salah satu produk minuman jamu,” kata Wabup Arif
Rohman.
Pada kesempatan
tersebut, Wabup juga melakukan telewicara dengan Gubenur Ganjar Pranowo. Menurutnya,
Pemkab akan berupaya memperjuangkan nasib Karni agar lebih bahagia di hari tua.
Misalnya, menjadi pelatih dayung atau diberikan modal untuk usaha.
”Anak Bu Karni yang
sekarang masing kelas XII SMK di jurusan mesin. Nanti anaknya bisa kami
perhatikan, misalnya dalam hal pendidikannya kelak maupun pekerjaannya,” tandas
Wabup. Dalam kesempatan itu, diberikan pula bantuan dana sosial dari Pemkab dan
Bank Jateng kepada Karni. (am-sm/ag-ib)
15 komentar:
Kereeeeeeeeeennnnn..!! semangat....!!! semangat indonesiaku semangat bu karni . Semangat pak menpora.semoga indonesia ku lebih baik lagi
Mantap ...
Luarbiasa semoga bisa jadi inspirasi buat generasi muda semangaaaaaat....Jaya terus indonesiaku
Like Menpora dan Wakub Blora Semangat Trus Bu Karni
Like Menpora dan Wakub Blora Semangat Trus Bu Karni
Smg bu Karni selalu d beri kesehatan
Smg bu Karni selalu d beri kesehatan
Hebatnya sosmed.. semoga mantan atlet2 lainya juga diperhatikan..
Semangaaat
Semangaaat
Nasibmu Bu,,ttp smangat Bu
Nasibmu Bu,,ttp smangat Bu
iklan merk jamu, so nicee
Semangat untuk bu karni... bu karni sdh mengharumkan nama baik indonesia,,seharusnya i donesia lebih memperhatikannya.
ya buat bpk menpora, untuk menghargai jasa atlet-atlet kita terutama yang berprestasi. mbok ya dikasih jaminan Pendidikan Formal yang memadai. itu sebagai investasi bagi atlet nya sendiri besok setelah pensiun jadi atlet dan bisa juga jadi modal kalau dia pengin meniti karir jadi pelatih. lak yo mbok ngono iku di pikirin.
Posting Komentar