Kaswan (dua dari kiri) beserta istrinya saat diberikan motivasi oleh Plt Sekda Sutikno Slamet ketika tiba di Kantor Setda Kabupaten Blora usai dijemput dari Semarang. (foto: ag-infoblora) |
“Senin siang (5/9)
kami menerima kabar dari Provinsi bahwa ada 2 warga Blora yang ikut menjadi
korban haji palsu dengan paspor Filipina dengan identitas alamat dari Desa
Giyanti Kecamatan Sambong yakni Kaswan Rasiban Djoyo (47) beserta istrinya Siti
Nur Asiyah (40). Kami langsung koordinasi dengan Camat dan benar ada warga atas
nama tersebut,” ujar Plt Sekda Blora, Sutikno Slamet.
Setelah
memastikan kebenaran identitasnya, menurut Sutikno Slamet pihaknya langsung
mengirim tim dari bagian Kesra untuk menjemput 2 calon jamaah haji ke Semarang dan
dipulangkan ke Blora. Rombongan tiba di Blora pukul 16.00 WIB dan telah
ditunggu kerabat di halaman Kantor Bupati.
Penyerahan 2
calon haji atas nama Kaswan dan Siti tersebut dipimpin langsung oleh Plt Sekda Sutikno
Slamet mewakili Bupati di ruangan Kabag Humas Protokol dengan didampingi Kabag
Kesra Haryanto dan Camat Sambong Luluk Kusuma.
Berdasarkan
data yang diperoleh, Kaswan Rasiban Djoyo merupakan
seorang guru di SDN 1 Biting Kecamatan Sambong. Ia beserta istrinya hendak
pergi beribadah haji dengan menggunakan Ramana Tour and Travel sebagai penyedia
jasa Haji.
Camat Sambong
Luluk Kusuma Agung Ariadi, S.STP menyampaikan bahwa korban tinggal di Kedewan
yang merupakan rumah mertua. Sedangkan sesuai KTP memang berasal dari Giyanti,
Kecamatan Sambong. “Lha ini saya bingung, nanti mau saya antar kemana, di Giyanti tidak punya rumah. Mereka tinggalnya di Kedewan Bojonegoro,” ungkapnya.
Adapun korban, mengucapkan terimakasih sudah dijemput dan diantarkan pulang ke Blora dengan selamat. Kaswan dan istrinya ternyata sudah 3 hari menempuh perjalanan pulang dari Filipina.
“Alhamdulillah
bisa kembali pulang ke Blora beserta istri, kami meminta maaf kepada Pemerintah
Kabupaten Blora karena sudah merepotkan dengan menjemput dan mengantarkan
pulang. Awalnya kami hanya niat untuk beribadah haji, namun justru ditipu dan
tertahan di Filipina,” ujar Kaswan.
Plt Sekda
Blora Ir. Sutikno Slamet berpesan agar kejadian ini menjadi pembelajaran bagi
seluruh masyarakat Blora. Masyarakat harus lebih hati-hati dalam memilih
penyedia jasa haji agar terhindar dari penipuan. Sehingga niat untuk beribadah
dapat terlaksana dengan baik dan menjadi berkah.
“Kami
mewakili Pemerintah Kabupaten Blora hanya bisa memberikan semangat kepada
korban agar tidak tertekan saat berada di masyarakat sehingga masalah ini tidak
beban pikiran,” ucap Sutikno Slamet.
Akibat
penipuan haji tersebut, korban Kaswan beserta istrinya menelan kerugian
mencapai Rp 250 juta. Korban berharap semua biaya yang telah dikeluarkan bisa
kembali. “Saya awalnya mendaftar haji plus, tetapi ada seorang teman yang
bilang bahwa daftar haji melalui agen ini bisa langsung berangkat tahun ini
juga, tanpa harus menunggu jadwal berangkat. Tahu-tahunya kami kami ditipu,”
ungkapnya. (ag-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar