Bupati Blora H.Djoko Nugroho didampingi Kepala BPBD memberikan arahan kepada Kades Sumber dan beberapa relawan tentang penanganan bencana. (foto: dok-ib) |
“Potensi bencana banjir paling besar ada
di Blora Selatan yang disebabkan oleh luapan Kali Wulung dan Bengawan Solo.
Sehingga warga harus meningkatkan kewaspadaan dan membekali diri dengan
cara-cara penanggulangan yang tepat dan cepat agar ketika terjadi bencana bisa
dengan sigap melakukan tindakan darurat,” ucap Bupati.
Untuk itu, Bupati memerintahkan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk menggelar apel dan simulasi
kesiapsiagaan penanggulangan bencana di wilayah rawan banjir. Yang tujuannya
tidak lain untuk melatih ketrampilan warga di wilayah potensi banjir agar bisa
sigap dalam menghadapi bencana.
Selain personil dari BPBD dan masyarakat
setempat, apel kesiapsiagaan yang diisi dengan kegiatan simulasi ini juga
melibatkan berbagai pihak, yaitu TNI-POLRI, Satpol PP, Perhutani, Linmas,
Satgana PMI, Bagana Banser, ORARI, Relawan Samin Surosentiko, MDMC
Muhammadiyah, Tagana, Karang Taruna dan Pramuka.
Melalui Simulasi ini, Satgas bencana
diajari bagaimana mengatasi bahaya banjir. “Saudara menjadi tim inti dalam
rangka penanggulangan bencana banjir. Sebagai tim inti harus punya kelebihan
dari yang dibantu,” jelasnya.
Kepala BPBD Kabupaten Blora, Sri Rahayu
menjelaskan, kondisi morfologis relief bentang alam Blora bervariatif dan
adanya Sungai Bengawan Solo menyebabkan potensi bencana banjir di daerah aliran
sungai di wilayah Blora yang dilalui, yaitu wilayah Kecamatan Kradenan,
kecamatan Kedungtuban dan Kecamatan Cepu.
Perlu diketahui bahwa sungai Bengawan Solo
berpotensi meluap karena merupakan muara aliran dari anak-anak sungai daerah
hulu serta merupakan drain pembuangan apabila elevasi Waduk Gajah Mungkur
mencapai ambang batas.
“Pada kesempatan ini disimulasikan sebuah
Rencana Operasi Kedaruratan Banjir yang merupakan penerapan dari rencana
kontijensi yang diberlakukan pada saat terjadi keadaan darurat,” terangnya.
Rencana ini merupakan penyelenggaraan
penanggulangan bencana pada tahap prabencana pada situasi terdapat potensi
bencana yaitu banjir bandang akibat luapan sungai Wulung dan “Sogokan” akibat
luapan arus sungai Wulung yang tidak bisa masuk Sungai Bengawan Solo akibat
elevasinya lebih tinggi sehingga makin memperparah banjir.
Usai simulasi, Bupati dan perwakilan SKPD
mengikuti kegiatan penanaman pohon di tanggul Kali Wulung yang berad di Desa
Sumber dengan harapan akar pohon kelak bisa mencegah potensi longsor yang
disebabkan oleh aliran sungai.
Zaki Bachroni selaku Kepala Desa Sumber mengucapkan
terimakasih kepada Bupati dan BPBD yang telah menggelar kegiatan apel
kesiapsiagaan penanggulangan bencana serta simulasi di wilayahya. “Terimakasih,
ini akan sangat membantu dengan bertambahnya ilmu penanganan bencana,” ucapnya.
Perlu diketahui, awal tahun 2016 lalu Desa Sumber dan
beberapa desa lainnya di Kecamatan Kradenan yang dilalui Kali Wulung diterjang
banjir hingga beberapa hari. Potensi itu pun bisa terjadi lagi tahun ini,
sehingga masyarakat diminta waspada. (ag-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar