Wakil Bupati H.Arief Rohman M.Si memberikan kaos Pramoedya Ananta Toer kepada Prof. Noriaki Oshikawa. (foto: jo-ib) |
Tiba di Blora pada hari Kamis (13/10) ia ditemani teman lamanya JB.Kristanto
seorang wartawan senior Harian Kompas dari Jakarta yang juga tertarik dengan
masa lalu Pram serta novel karya tulisnya.
Selama dua hari di Blora hingga Jumat (14/10) kemarin, Prof
Noriaki Oshikawa dan JB.Kristanto ditemani adik Pram yakni Pak Soesilo Toer
beserta anaknya Benne. Tempat yang pertama kali dikunjungi adalah rumah orang
tua Pram sekaligus tempat lahir sang sastrawan di Jl.Sumbawa nomor 40 Kelurahan
Jetis Kota Blora.
Usai menelusuri jejak Pramoedya, Prof Noriaki Oshikawa dan rombongan diajak menikmati kuliner Sate Ayam Blora. (foto: ag-ib) |
Beberapa tempat bersejarah masa kecil Pram di Kota Blora pun
disinggahinya, salah satunya SMPN 5 Blora. Dimana sekolah ini dahulunya adalah
sekolah Boedi Utomo yang didirikan oleh Mastoer, sang ayah dari Pramoedya
Ananta Toer. Ia pun melihat Tugu Mastoer yang masih kokoh berdiri di depan SMPN
5 Blora.
Lokasi berikutnya yang dihampiri adalah komplek Taman Makam
Pahlawan Blora dimana disitu bersemayam jenazah keluarga besar Mastoer dan
saudara Pram. Ia juga menyempatkan diri untuk napak tilas Pram di Jembatan
Bangkle dan Sungai Lusi yang sangat kental diceritakan Pram dalam bukunya Cerita
Dari Blora. Bahkan saat berada di bawah jembatan, ia sengaja membuang uang koin
ke sungai dengan harapan kelak bisa datang lagi ke Blora.
“Saya sebelumnya telah menerjemahkan buku karya Pram ke bahasa
Jepang dan ternyata sambutan pembaca sangat bagus. Sudah 10 ribu lebih buku
terjemahan Pram ludes terjual di Jepang. Sehingga kali ini saya ingin menulis
buku Biografi Pramodeya. Dalam bab pertama mengisahkan tentang masa kecil Pram
sehingga saya harus datang menggali data sejarah Pram di Kota Kelahirannya ini,”
ucap Prof. Noriaki Oshikawa.
Beberapa buku Pram yang telah ia terjemahkan dalam bahasa Jepang
diantaranya Bhumi Manusia, Keluarga Gerilya, Cerita dari Blora, Jejak Langkah,
Rumah Kaca, dan Anak Semua Bangsa. Semua terjemahan tersebut laris dijual di
Jepang dan banyak penggemar novel Pram disana.
Setelah berkeliling Kota Blora, ia dan rombongan pun diundang
Wakil Bupati (Wabup) Blora H.Arief Rohman M.Si untuk bersilahturahmi ke ruang
kerjanya. Disini Wabup mengapresiasi Prof.Noriaki Oshikawa yang sudah rela
jauh-jauh dari Jepang ke Blora untuk menelusuri jejak kehidupan Pram.
“Ternyata Pram punya nama besar di dunia Internasional seperti
halnya di Jepang. Ini potensi Blora yang harus dimanfaatkan untuk menarik
wisatawan agar bisa berkunjung kesini. Pemkab setuju untuk melestarikan
peninggalan Pram di Blora, kalau perlu nanti kita buat Festival Pram atau
sejenisnya dengan tetap mempertahankan bangunan asli rumah Pram,” ucap Wabup.
Usai berdialog, orang nomor dua di Kabupaten Blora ini pun
langsung mengajak Prof.Noriaki Oshikawa, JB.Kristanto, Pak Soesilo Toer dan
rombongan untuk menikmati kuliner khas Blora yakni Sate Ayam. Ternyata menurut
keterangan JB.Kristanto, sahabatnya dari Jepang ini memang suka Sate Ayam
Blora.
Di akhir perjumpaan, Wabup H.Arief Rohman memberikan souvenir kaos
oblong Pramoedya Ananta Toer dan sejumlah buku panduan wisata Kabupaten Blora
edisi terbaru dari Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan
Informatika (DPPKKI) Blora. (jo-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar