Suryanto, Ketua Yayasan Sunan Pojok membuka pengajian umum dengan mengingatkan sejarah riwayat hidup Sunan Pojok Blora. (foto: ag-ib) |
Dalam pengajian tersebut, ribuan jamaah
yang memadati halaman depan Masjid Agung Baitunnur Alun-alun Blora diajak
mengingat kembali siapa tokoh pendiri Blora yang tidak lain adalah Simbah Benun
alias Sunan Pojok, alias Syekh Abdurrohim.
“Sebelum pengajian dimulai, saya akan
membacakan sejarah singkat Sunan Pojok. Beliau adalah pendiri Kabupaten Blora ketika
usai melaksanakan tugas sebagai panglima perang Mataram Islam di pesisir utara
jawa. Karena keberhasilannya, ia ditetapkan menjadi Bupati Tuban. Namun pada
saat hendak pulang ke Mataram, sepanjang perjalanan melakukan penyebaran agama
islam dan singgah di Blora,” ucap Aunur Rofiq, Ketua PC NU Blora.
Menurutnya saat singgah di wilayah Blora
inilah ia mendirikan pemerintahan kadipaten (kabupaten-red) dengan bupati
pertama adalah putranya Raden Tumenggung Joyodipo. Pendirian kadipaten ini
dilaksanakan sebelum Mataram Islam pecah menjadi Kasultanan Yogyakarta dan
Kasunanan Surakarta.
Adapun Ketua Yayasan Sunan Pojok Blora,
Suryanto menyampaikan bahwa hingga kini salah satu peninggalan Sunan Pojok yang
masih kokoh berdiri adalah Masjid Agung Baitunnur tepat di sebelah barat
Alun-alun. “Kita sebagai generasi penerus harus mengenali sejarah Blora, tanpa
adanya Sunan Pojok mungkin Blora tidak akan seperti ini sehingga kita wajib
menghormatinya,” ungkapnya.
Wabup sendiri mengatakan bahwa sebagai
bentuk penghormatan dan dukungan pengembangan situs budaya makam Sunan Pojok
pada tahun depan akan dilakukan perluasan area makam agar bisa menampung lebih
banyak peziarah. “Pertokoan yang ada di sebelah timur akan kita pindahkan ke
Seso dan lokasi itu untuk perluasan makam Sunan Pojok,” jelasnya.
Begitu juga untuk Masjid, akhir tahun
ini akan dilaksanakan sayembara desain masjid agung untuk pemugaran tembah
ibadah tertua di Kabupaten Blora ini. (ag-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar