Home » , , » Akan Dieksplorasi, Lapangan Migas Trembul Mengandung 40,1 Juta Barel Minyak

Akan Dieksplorasi, Lapangan Migas Trembul Mengandung 40,1 Juta Barel Minyak

infoblora.id on 4 Nov 2016 | 03.00

Lapangan migas Trembul Blora yang telah lama ditutup, rencana akan diaktifkan lagi oleh Pertamina EP dengan menggandeng mitra PT Sarana GSS Trembul. (foto: ilustrasi)
JAKARTA. Besarnya kandungan minyak yang dimiliki lapangan migas Trembul Blora membuat PT.Pertamina melalui anak perusahaannya PT Pertamina EP akan segera melakukan eksplorasi kembali. Lapangan migas Trembul yang pernah dieksplorasi pada zaman penjajahan Belanda dan ditutup pada saat penjajahan Jepang ini ternyata mempunyai kandungan minyak hingga 40,1 juta barel.

Untuk mengeksplorasi lapangan Trembul, PT Pertamina EP pun telah resmi mendapatkan mitra. Mitra tersebut adalah PT Sarana GSS Trembul, yang merupakan perusahaan patungan (Joint Venture/JV) antara Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Tengah, PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah dan perusahaan Singapura, GSS Energy Ltd. Perjanjian Kerja Sama Operasi (KSO) telah ditandatangani Rabu kemarin.


“Cadangan minyak yang masih banyak membuat perusahaan tertarik menjalin KSO dengan Pertamina. Saat ini, lapangan Trembul tercatat memiliki cadangan 40,1 juta barel. Namun ia mengaku memang berat untuk melakukan eksplorasi karena industri migas kali ini sedang melesu. Sementara itu, pemerintah ingin meningkatkan lifting migas, sehingga kami pun ingin memanfaatkan potensi di lapangan Trembul yang sempat ditutup,” ucap Direktur Utama Sarana GSS Trembul, Bambang Mulyadi, Rabu (2/11) lusa di Jakarta.


Selain minyak, ia menyebut bahwa lapangan Trembul juga bisa menghasilkan gas. Namun, karena sifatnya gas bawaan (associated gas), maka cadangannya masih belum bisa ditentukan hingga saat ini. Tetapi, perusahaan berjanji akan melakukan studi seismik 2D untuk melihat potensi gas tersebut. Jika memang ditemukan cadangan yang besar, gas bumi bisa dimonetisasi.


“Associated gas ini kan durasinya tidak lama, namun kami berupaya untuk melakukan studi lagi. Jika memang sudah bisa dimonetisasi, gas ini bisa disalurkan untuk industri gula dan semen di Rembang. Kami sudah melakukan pembicaraan dengan mereka,” ujarnya.


Ia melanjutkan, komitmen operasional dengan Pertamina memiliki jangka waktu 15 tahun mendatang dengan nilai kontrak US$500 ribu, yang dianggap sebagai dana jaminan (Opportunity Cash Payment/OCP) kepada Pertamina EP.


Untuk firm commitment, Sarana GSS Trembul akan menggelontorkan US$7,6 juta selama tiga tahun pertama beroperasi. Dana tersebut digunakan untuk mengebor empat sumur baru dan kegiatan akuisisi seismik.


Pengeboran sumur pertama akan dilakukan pada Juni 2017, dan diharapkan bisa langsung berproduksi sebulan setelah pengeboran. Pada tahun pertama, perusahaan akan mengebor dua sumur dengan produksi 400 barel per hari.


Sementara itu, dua sumur lainnya akan dibor di tahun kedua dan ketiga dengan angka produksi 400 ribu barel per hari.


“Di tahun ketiga kami targetkan gali lebih dalam sehingga di tahun kedua kami kembali lakukan seismik,” tuturnya.


Sebagai informasi, lapangan gas Trembul memiliki luas 47,6 kilometer persegi dan ditemukan oleh perusahaan Belanda, Nederlandsche Koloniale Petroleum Mij (NKPM) pada tahun 1917. Perusahaan ini adalah anak usaha Standard Oil of New Jersey, yang kini dikenal dengan nama ExxonMobil.


Namun, lapangan ini ditutup pada tahun 1942 menyusul invasi Jepang ke Indonesia dalam Perang Dunia II. Di operasi pertamanya tahun 1917 hingga 1942, sebanyak 307 ribu barel telah diambil dari lapangan Trembul. (cnni-gir/ags | jo-ib)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved