Warga hanya bisa menyaksikan sisa-sisa runtuhan jembatan yang diterjang banjir, Selasa lalu. (foto: dok-teg) |
“Saya melewati jembatan itu Selasa malam
masih baik-baik saja. Namun pada Rabu pagi jembatannya sudah tidak bisa
dilewati karena putus,” ujar Arif Sugiyanto salah seorang warga Ngawen.
Akibat putusnya jembatan tersebut, warga
pun harus harus memutar melewati jalan lainnya untuk sampai ke jalan raya
Blora-Kunduran. Meski bukan jalur utama yang menghubungkan antar kecamatan,
namun keberadaan jembatan Canggah tersebut sangat vital bagi warga desa
setempat.
Merekapun mengharapkan Pemkab Blora
segera memperbaiki jembatan itu. “Mudah-mudahan segera ditangani supaya tidak
merepotkan kami yang akan pergi ke sekolah,” kata Dewi salah seorang pelajar
Ngawen.
Berdasarkan pemantauan Info Blora pada Kamis (17/11), jembatan yang
dibangun Pertamina saat melakukan pengeboran sumur minyak di wilayah Ngawen di
tahun 90-an itu mengalami kerusakan cukup parah. Aspal yang berada di atas
jembatan terkelupas dibawa derasnya air sungai. Sedangkan tanah yang berada di
pinggir jembatan juga ikut terkikis membentuk lubang cukup dalam.
Sejumlah aparat TNI bersama warga sebelumnya terlihat berupaya melakukan penanganan darurat agar jembatan itu bisa
dilalui sepeda motor.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas
Pekerjaan Umum (DPU) Blora Bondan Sukarno mengaku telah menerima laporan
putusnya jembatan di Desa Talokwohmojo tersebut. “Staf kami sudah melakukan
pengecekan di lapangan. Kita tunggu hasilnya untuk merencanakan pembangunan
jembatan pasca banjir,” tandasnya.
Ia menjelaskan bahwa jembatan Canggah
yang terkena terjangan banjir berlokasi di jalan penghubung dukuh pedesaan.
Perbaikannya nanti akan ditelaah, apakah memakai dana desa atau dibantu dari
APBD Blora. (am/ag-ib)
0 komentar:
Posting Komentar