Wishme Salman Abdillah alias Ki Dalang Alif Kriwul dari Blora berhasil menyabet gelar penyaji lakon terbaik dalam Festival Dalang Bocah Nasional 2016 di Museum Wayang, Kota Tua Jakarta. (foto: dok-edi) |
Dengan diiringi pengrawit cilik yang
tidak lain adalah teman-temannya dari sanggar seni Cahyo Sumirat Dukuh Pangkat
Desa Purwosari Blora, bocah kelas VI SD ini mampu menampilkan lakon “Gatotkaca
Jedhi” dengan sentuhan garapan kreatif dari sang pengasuh sanggar, Ki Nuryanto.
Salah satunya dengan memasukkan unsur kesenian khas Blora dalam cerita
pewayangan, yakni barongan.
Jalan cerita yang diawali dengan dialog
Gareng dan Petruk mengenai kisah lahirnya Gatotkaca seorang tokoh kesatria suka
menolong sesama dan diiringi tetabuhan gamelan yang kompak membuat 3 juri
festival terkesima. Terlebih ketika melihat anak-anak kecil bisa kompak
memainkan wayang dan gamelan. Berbeda dengan kontingen lainnya yang diiringi
pengrawit orang dewasa.
Ketiga juri, yang terdiri dari Bambang
Murtiyoso S.Kar M.Hum seorang pangamat dunia pewayangan dari Solo, Dr. Tresno
Santoso S.Kar, M.Hum dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan
Sadarrudin S.Pd seorang dalang dari Nusa Tenggara Barat dibuat terdiam seolah
tidak mau ketinggalan satu adegan sedikitpun.
Alif Kriwul dalang cilik Blora foto bersama dengan Ketua PEPADI Pusat, guru sanggar Cahyo Sumirat dan orang tuanya. (foto: dok-eni) |
Atas tampilan yang memukau itu, dalam
acara penutupan Festival Dalang Bocah 2016 pada Minggu malam (20/11) kemarin Dalang
Cilik Blora Wishme Salman Abdillah atau Alif Kriwul ditetapkan oleh dewan juri sebagai
dalang bocah Penyaji Lakon Terbaik 2016 mengalahkan puluhan dalang cilik
lainnya dari berbagai wilayah Indonesia.
“Alhamdulillah, tidak menyangka
anak-anak bisa berprestasi mengharumkan nama Blora di kancah nasional.
Terimakasih atas doa dan dukungan semua pihak kepada anak kami Alif. Semoga
raihan prestasi ini bisa menjadi penyemangat untuk lebih berprestasi di masa
depan,” ucap Edi Purwanto, ayah Alif Kriwul.
Di tangan bocah-bocah dari sanggar Cahyo Sumirat inilah, kemajuan seni pewayangan Blora akan dijalankan di masa mendatang. (foto: dok-rs) |
Adapun sang guru pengasuh sanggar seni
Cahyo Sumirat, Ki Nuryanto tidak mampu berkata-kata ketika melihat anak
didiknya tampil maksimal dengan penuh percaya diri dan memperoleh banyak pujian
dari juri hingga penonton. Tetesan air mata dengan penuh rasa bangga pun
menetes di pipi pria ini.
“Ini bukti bahwa Blora bisa, bahwa Blora
tidak kalah dengan wilayah lain yang dikenal sebagai pusat kebudayaan Jawa. Alhamdulillah,
prestasi ini kami persembahkan untuk Blora yang akan berulang tahun Desember
nanti,” ujar Ki Nuryanto.
(berita terkait: klik Festival Dalang Bocah Nasional 2016 : Dalang Cilik Blora Tampil Memukau)
(berita terkait: klik Festival Dalang Bocah Nasional 2016 : Dalang Cilik Blora Tampil Memukau)
Sebagai bentuk dukungan dan apresiasi
PEPADI Pusat kepada dalang cilik Blora, Kondang Sutrisno pun langsung
memberikan job alias tanggapan untuk Alif Kriwul dan kawan-kawan. Mereka
diminta kembali tampil pada acara Pentas Wayang Kulit Semalam Suntuk dalam
rangka HUT SMA Negeri 2 Blora dan Hari Jadi Kabupaten Blora ke 267, Desember
nanti. Dimana acara tersebut disponsori oleh PEPADI Pusat. (rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar