Home » , , » Save NKRI, Pentingnya Wawasan Kebangsaan di Era Globalisasi

Save NKRI, Pentingnya Wawasan Kebangsaan di Era Globalisasi

infoblora.id on 19 Nov 2016 | 05.00

Anggota Fraksi PPP MPR RI Dapil Jateng III, H Moh Arwani Thomafi mengajak kaum muda meningkatkan wawasan kebangsaan untuk tetap mempertahankan NKRI. (foto: geg-ib)
BLORA. Perkembangan kehidupan manusia dalam era globalisasi semakin mengarah pada kehidupan yang individualistik. Akibatnya, mereka terkadang menunjukkan sikap yang kurang peduli dalam memelihara, menjaga, serta mengembangkan wawasan kebangsaan. Minimnya kepedulian terhadap nasionalisme atau wawasan kebangsaan itu juga mulai dirasakan oleh masyarakat Indonesia.

Kalimat tersebut disampaikan oleh Ketua Fraksi PPP MPR-RI Moh. Arwani Thomafi dalam kegiatan sosialisasi empat pilar kebangsaan di  pondok pesantren Al Hikmah Desa Ngadipurwo Blora, Jumat (18/11) yang juga dihadiri oleh KH Habib Najib.

Lebih lanjut dihadapan santri dan para guru ponpes setempat, Arwani mengungkapkan  kehidupan individualistik tersebut secara perlahan mulai menggerus rasa kepedulian terhadap kehidupan bersama, terutama rasa cinta terhadap bangsa dan negara. Gambaran kondisi kehidupan masyarakat Indonesia seperti itu tidak bisa terus dibiarkan, sehingga perlu disikapi secara bijak dan arif agar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap utuh dan kokoh, Save NKRI.

Sejumlah santri dan pengurus pesantren Al Hikmah mengikuti kegiatan  sosialisasai
4 pilar kebangsaan dari anggota MPR RI. (foto: geg-ib)
“Arus globalisasi telah menyebabkan nilai-nilai yang mengikat persatuan bangsa terabaikan, tergeser oleh nilai-nilai dari luar yang dipandang sebagai nilai universal. Nilai-nilai kebebasan, kesetaraan, paham liberalisme diterapkan tanpa dilandasi oleh adat budaya bangsa. Kondisi itu menggambarkan semakin lunturnya semangat nasionalisme. Akibatnya, banyak warga negara merasa tidak terikat dengan negara bangsanya, serta tidak merasa bangga sebagai warga bangsa,” ucapnya.

Jika situasi ini terus terjadi, menurutnya lambat laun wawasan kebangsaan mereka akan terkikis. Untuk itu, perlu diupayakan dengan sungguh-sungguh dan serius gerakan memperkokoh wawasan kebangsaan di era globalisasi. Wawasan kebangsaan disini pada hakekatnya adalah hasrat yang sangat kuat untuk bersama-sama mengatasi segala perbedaan dan diskriminasi. Wawasan kebangsaan tidak dilandasi atas asal-usul kedaerahan, suku, keturunan, status sosial dan agama.

“Sebagai sebuah bangsa, saat ini Indonesia dapat dikatakan tengah mengalami krisis kebangsaan yang cukup serius, dan itu berpotensi mengarah pada situasi yang lebih buruk. Hal itu ditandai dengan munculnya kelompok-kelompok eklusifisme berdasarkan pada sentimen primordial yang sempit. Situasi itu bisa memicu konflik horizontal dan cenderung mudah terjadi di seluruh Indonesia,” terangnya

Faktor lain penyebab timbulnya krisis kebangsaan tersebut menurut Arwani karena nilai-nilai yang ada pada Pancasila sudah tidak digunakan lagi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat. Dalam konteks ini, Pancasila sebagai perekat kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat perlu terus ditingkatkan pemahaman dan implementasinya dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, serta pembentukan jati diri sebuah bangsa.

“Pancasila beserta nilai yang terkandung di dalamnya sebagai pandangan ideologi dan hidup bangsa ini harus terus diaktualisasikan dalam setiap sendi kehidupan berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat, sehingga kita dapat membuat konsep kebangsaan yang tepat untuk masa depan.“Imbuhnya

Dengan semangat kebangsaan yang tinggi, kekhawatiran akan terjadinya ancaman terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa akan dapat dielakkan. Semangat itu akan berbuah kesetiakawanan sosial, semangat rela berkorban, serta dapat menumbuhkan jiwa patriotisme. Rasa kesetiakawanan sosial akan mempertebal semangat kebangsaan suatu bangsa. (teg-infoblora)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved