Petugas sedang melakukan identifikasi terhadap korban gantung diri, Sumarto Rejo di Desa Sarirejo Kecamatan Bogorejo. (foto: dok-resbla) |
Kejadian pertama dengan korban bernama
Sumarto Rejo Supardi (73) warga Desa Sarirejo RT 02 RW 01 Kecamatan Bogorejo
yang ditemukan istrinya telah gantung diri di dalam rumah pada Kamis malam
(10/11) pukul 18.15 WIB.
Berdasarkan keterangan dari Kasubag Humas
Polres Blora, AKP Sularno SH mengatakan bahwa kejadian bunuh diri tersebut
pertama kali diketahui oleh Sadimah (69) istri korban yang akan masuk rumah
selepas maghrib.
“Saat Sadimah hendak masuk ke rumah,
saksi mendapati rumah dalam keadaan terkunci dari dalam. Kemudian ia meminta
bantuan Madrim salah satu kerabatnya untuk mendobrak pintu agar bisa masuk ke
rumah. Setelah berhasil masuk rumah mendapati korban telah meningal gantung
diri di blandar ruang dapur,” ucap AKP Sularno SH.
Korban diduga mengalami stress karena
menderita sakit mata menahun yang tidak kunjung sembuh. Atas kejadian ini,
Madrim langsung melapor ke perangkat desa dan diteruskan ke Polsek Bogorejo.
“Berdasarkan pemeriksaan polisi bersama
tim kesehatan dari Puskesmas Bogorejo, tidak ditemukan tanda tanda
penganiayaan. Hanya terdapat bekas jeratan di leher korban. Kami amankan barang
bukti sebuah tali kain warga ungu sepanjang 1,5 meter,” lanjutnya.
Usai dievakuasi, akhirnya jenazah
diserahkan kembali kepada keluarga untuk dilakukan persiapan pemakaman.
Keluarga tampak shock melihat kakek Sumarto Rejo meninggal dalam keadaan
gantung diri.
Petugas Polsek Cepu menunjukkan seutas tali yang digunakan korban Wibowo gantung diri. (foto: dok-resbla) |
Berdasarkan informasi yang diperoleh
Info Blora, kejadian terungkap Jumat siang pukul 11.30 WIB saat Aritanina istri
korban pulang bekerja sampai rumah melihat pintu rumah samping kiri dalam
keadaan terkunci. Lantas ia masuk dari pintu sebelah kanan yang ternyata tidak
terkunci.
Setelah masuk rumah, ia mencari suaminya
dan ternyata sudah tergantung di seutas tali plastik warna hijau yang diikatkan
pada blandar dan leher korban. Melihat kondisi itu, Aritanina berteriak dan
memanggil kakak korban bernama Titik untuk datang kerumahnya.
Dengan ketabahan hati, sang istri
menurunkan jasad suami dengan cara memotong tali plastik yang mengikat
lehernya. Di dekat korban dijumpai sebuah kursi sebagai alat bantu bunuh diri.
Tak berselang lama petugas dari Polsek
Cepu dan petugas medis Puskesmas Cepu datang untuk melakukan pemeriksaan.
Hasilnya tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan, hanya saja diketahui saat
meninggal dalam keadaan lidah menjulur keluar dan pada leher terdapat bekas
jeratan.
“Ini murni bunuh diri, tidak ada bekas
penganiayaan. Diduga korban melakukan hal tersebut karena masalah ekonomi dan
korban tidak memiliki pekerjaan,” ucap M Habibbuloh, petugas Medis Puskesmas
Cepu.
Menurutnya ciri-ciri korban, memiliki
tinggi 160 cm, berat badan 75 kg, kulit sawo matang, rambut hitam, memakai celana
pendek warna kuning, memakai kaos tanpa lengan warna merah dan tato salib di
lengan kanan. Jenazah korban usai diperiksa, langsung dikembalikan kepada
keluarga untuk dimakamkan.
Kasubag Humas Polres Blora, AKP Sularno
SH kepada masyarakat menghimbau agar tidak meninggalkan anggota keluarga
sendirian dimanapun tempatnya, terlebih yang sedang mengalami stress atau
mengalami masalah tertentu. Karena dikhawatirkan bisa bertindak nekat seperti
kedua korban bunuh diri di Bogorejo dan Cepu. (ga-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar