Petani cabai Desa Kemiri Kecamatan Jepon panen bersama Wakil Bupati dan Kepala Dintanbunakikan. (foto: jo-infoblora) |
“Jika dalam satu kali petik bisa
memperoleh 500 kg, dengan harga lama Rp 35 ribu diperoleh pendapatan kotor Rp
17,5 juta. Namun sekarang harga bisa sampai Rp 55 ribu dipasaran, diperoleh
pendapatan kotor Rp 27,5 juta. Sungguh kenaikan pendapatan yang signifikan,”
ucap Kuswati salah satu pedagang cabai.
Ia mengaku naiknya harga cabai kali ini
disebabkan oleh minimnya pasokan dan cuaca buruk yang mengakibatkan ladang
cabai rusak serta terserang hama. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi para
petani di Desa Kemiri yang berhasil menanam cabai saat musim hujan dengan
irigasi yang baik.
Menurut Kepala Desa Kemiri, Sutrisno dalam
satu kali panen dari lahan seluas 4 hektare yang merupakan pahan bengkok desa
bisa menghasilkan 2,5 ton. “Jika panen serentak bisa dapat 2,5 ton cabai merah
keriting. Dalam satu kali tanam bisa sampai 15 kali panen atau petik,” ujarnya, kemarin.
Hanya saja di lahan seluas itu, pihaknya
mencoba melaksanakan mix farming
yakni pertanian dengan berbagai komoditas tanaman yang masa panennya bervariatif
sehingga setiap bulan selalu ada panen dari bbeberapa macam tanaman berbeda.
“Sengaja kami ajak warga untuk menanam
bersama, memberdayakan petani lokal untuk menggarap tanah desa. Hasilnya
alhamdulillah selalu bagus,” lanjut Kades yang pernah menerima penghargaan
kalpataru ini.
Hadir Wakil Bupati (Wabup) Blora H.Arief
Rohman M.Si didampingi Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan
Perikanan (Dintanbunakikan) Ir.Reni Miharti serta Camat Jepon Dwi Bambang
Priyono. Kehadirannya untuk meninjau keberhasilan pertanian Desa Kemiri dan
memberikan semangat kepada para petani.
Bersama ibu-ibu pemetik cabai, Wabup
terjun langsung ke tengah sawah untuk ikut memetik cabai merah. Tidak
membutuhkan waktu lama, cabai merah keriting berukuran cukup panjang sudah
penuh digenggaman dan dimasukkan ke ember besar yang dibawa ibu-ibu petani.
“Desa Kemiri ini memang dikenal sebagai
salah satu sentra penghasil cabai merah keriting. Seperti saat ini kita bisa
panen bersama disaat harga melonjak tinggi. Semoga bisa meningkatkan
kesejahteraan para petani. Begitu juga peran para penyuluh pertanian sangat
dibutuhkan untuk mengawal suksesnya perawatan tanaman agar bisa menuai panen
yang bagus,” kata H.Arief Rohman M.Si.
Tidak hanya cabai, menurut Wabup di Desa
Kemiri juga banyak potensi tanaman pertaniannya seperti jagung, terong, kacang
tanah, waluh dan berbagai sayuran hijau. “Kita dorong untuk dijadikan BUMDes
bidang pertanian. Apalagi saat ini dibangun juga kandang sapi komunal dan
embung perikanan berada di satu kawasan persawahan. Kotoran sapi nanti bisa
dimanfaatkan untuk pupuk juga,” lanjut mantan anggota DPRD Jateng ini.
Dalam kegiatan ini, dilakukan juga
pelepasan 10 ribu bibit ikan nila yang disebar di embung desa kedalaman 2,5
meter.
Adapun Kepala Dintanbunakikan Blora,
Ir.Reni Muharti mengakui bahwa Kemiri merupakan salah satu desa yang menerapkan
mix farming pada lahan pertaniannya.
Berbagai jenis tanaman pertanian ditanam di satu kawasan sehingga panen bisa
dilaksanakan secara bergantisan sesuai usia tanam.
“Kali ini sudah panen cabai kedelapan
dalam satu kali musim tanam. Sementara lahan disebelahnya baru akan panen
kedua. Biasanya bisa sampai 15 kali panen baru diganti tanaman baru untuk
cabai. Belum tanaman sayuran lainnya,” jelas Reni Miharti.
Dirinya menyampaikan bahwa belum lama
ini pertanian Desa Kemiri telah menerima bantuan 4 tandon air untuk penyiraman.
Mengingat saat kemarau lahan di desa ini mengering. “Sistem penyiramannya
bagus, kemarau kemarin pun panennya cukup bagus,” pungkas Reni. (ag-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar