Warga Desa Ngadipurwo melaksanakan gotong royong membangun jembatan darurat, Sabtu pagi (19/11). (foto: dok-teg) |
Tampak beberapa pemuda dan bapak-bapak
sedang sibuk memotong bambu, serta sebagian lainnya berusaha menancapkannya ke
sungai sebagai penyangga jembatan darurat. Aliran air sungai yang pagi ini
tidak begitu deras, membuat pembangunan jembatan darurat bisa lebih mudah
dilakukan.
Jembatan darurat dibangun lebih rendah
di sebelah jembatan lama yang ambrol kemarin sore. Bambu-bambu tua yang cukup
besar dijadikan bahan dasar utama dalam pembuatan jembatan darurat, sambil
menunggu pembangunan jembatan permanen dari pemerintah setempat melalui Dinas Pekerjaan
Umum.
“Desa kami terbelah sungai ini, jika
tidak ada jembatan kami akan sulit beraktifitas. Seperti contohnya untuk sholat
berjamaah ke masjid, karena masjidnya berada di barat sungai sehingga perlu
adanya jembatan darurat untuk warga dari timur sungai. Begitu pula sebaliknya
untuk aktifitas lainnya. Kalau memutar lewat Purwosari, kejauhan,” jelas Alvin,
salah satu warga setempat.
Kepala Desa Ngadipurwo, Subakir pun
membenarkan jika keberadaan jembatan darurat sangat dibutuhkan oleh warganya.
Desa Ngadipurwo yang diapit Desa Sendangharjo dan Desa Tempuran ini wilayahnya
memang terbelah dua karena dilalui anak sungai Lusi yang berhulu di pegunungan
kendeng utara.
“Jika harus menunggu perbaikan dari
pemerintah, pasti masyarakat akan kesusahan untuk melaksanakan kegiatan
sehari-hari seperti menuju ke pasar, sekolah dan beribadah. Sehingga hari ini
kita gerakkan pemuda untuk bergotong royong membangun jembatan darurat dari
bambu,” jelasnya.
(berita terkait: klik - Jembatan Ambrol, Akses Menuju Waduk Tempuran Blora Dialihkan)
(berita terkait: klik - Jembatan Ambrol, Akses Menuju Waduk Tempuran Blora Dialihkan)
Sekedar diketahui, jembatan utama desa
dengan panjang 20 meter dan lebar 4 meter sore kemarin ambrol tepat di tengah.
Kejadian itu dimungkinkan karena usia jembatan yang mulai tua dan semakin beratnya
beban kendaraan yang melintas di atas jembatan. Pasalnya jalan ini kerap
dilalui truk-truk pengangkut batu dan tanah uruk darikawasan Jurangjero
Bogorejo. (ag-ifnoblora)
1 komentar:
Hrsnya ada kajian terhadap umur bangunan sehingga bisa di antisipasi..untung tdk ada korban.
Posting Komentar