BLORA. Meskipun terletak di
tengah hutan KPH Randublatung, ternyata Desa Tanggel memiliki potensi
besar di bidang buah-buahan. Khususnya buah jeruk siam yang pada
tahun 2016 lalu barhasil menyabet juara dalam festival jeruk nasional
di Malang. Atas prestasi itu, Direktur Buah dan Florikultura Ditjen
Holtikultura Kementerian Pertanian RI Dr. Ir. Sarwo Edhy MM tertarik
untuk melihat langsung perkebunannya.
Bersama Kepala Subdit Tanaman Jeruk,
Perdu dan Pohon Ir. Widodo Heru M.Sc dan tim Kementan RI, ia langsung
datang ke Blora tepatnya pada hari Sabtu (4/3/2017) lalu.
Kedatangannya ke Blora disambut langsung oleh Bupati Djoko Nugroho,
sebelum menuju lapangan ke Desa Tanggel.
Ikut mendampingi dalam kunjungan kerja
tersebut Wakil Bupati Blora H.Arief Rohman M.Si beserta Ibu Hj. Ainus
Solichah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ir. Reni
Miharti M.Agr.Bus, Kabag Humas dan Protokol Setda Blora Achmad
Nurhidayat SH, M.Si, MM, dan Forkopimcam Randublatunng.
Setibanya di Desa Tanggel, rombongan
berkunjung di kebun jeruk siam milik Suratno yang memiliki luas 2
hektar lebih. Kepada Pak Direktur dan Wakil Bupati, Suratno
menjelaskan bahwa dalam melakukan penanaman jeruk, dirinya tidak
memerlukan banyak pupuk sehingga tidak banyak mengeluarkan biaya.
Karena tanah merupakan batuan kapur, jeruk yang dihasilkan pun terasa
lebih manis.
“Kalau di total satu desa ya ada
ribuan pohon jeruk. Setiap pohon jeruk milik saya bisa menghasilkan
jeruk hingga 70 kg, bahkan bisa sampai 100 kg. Biasanya dikirim ke
Purworejo, Solo, Madiun dan lainnya,” ucap Suratno.
Saat dikunjungi kemarin, banyak pohon
yang berbuah lebat. Namun sayangnya belum saatnya panen sehingga
belum bisa dipetik. Hanya saja pak Suratno sudah menyiapkan jeruk
yang sudah matang hasil pemetikan sehari sebelumnya. Sambil berdialog
di tengah perkebunan, rombongan mencicipi kesegaran jeruk yang
dihasilkan dari desa tengah hutan jati tersebut.
“Rasaya manis dan segar, padahal ini
ditanam secara alami. Belum memakai pupuk dan belum menggunakan
teknologi keilmuan tanaman jeruk, namun rasanya sudah bisa bersaing.
Apalagi nanti kalau dikembangkan dengan teknologi pertanian yang
terbaru, pasti akan menjadi buah unggulan,” kata Dr. Ir. Sarwo Edhy
MM.
Dr. Ir. Sarwo Edhy MM berharap kedepan
perkebunan jeruk siam di Desa Tanggel bisa dikembangkan menjadi pusat
buah jeruk di Jawa Tengah, bahkan Indonesia. Hambatan apa saja yang
dialami petani, ia minta untuk disampaikan langsung agar pemerintah
bisa memberikan bantuan fasilitas dan akses pengembangannya.
Setelah meninjau kebun jeruk, kegiatan
dilanjutkan dengan dialog dengan seluruh petani jeruk Desa Tanggel di
rumah Bapak Samudi. Disini, petani mengungkapkan berbagai
permasalahan yang dialami. Diantaranya sulitnya mendapatkan air
ketika kemarau datang, sulitnya pupuk, buruknya akses jalan sampai
permintaan bantuan pelatihan usaha pengolahan jeruk.
Kepala DPKP Ir. Reni Miharti M.Agr.Bus
menegaskan untuk mencukupi kebutuhan air, Dinas Pekerjaan Umum akan
membangun DAM tahun 2017 ini di Desa Tanggel. Sedangkan kelangkaan
pupuk pada akhir tahun 2016 kemarin menurutnya memang karena kuota
sudah habis. Namun ia percaya di tahun 2017 ini akan tercukupi sesuai
dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Petani yang telah
diajukan.
Adapun Wakil Bupati H.Arief Rohman M.Si
menerangkan bahwa tahun 2017 ini akses jalan menuju Desa Tanggel akan
diperbaiki oleh DPU dengan anggaran sebesar Rp 1 miliar. Dengan
diperbaikinya jalan tersebut, semoga akses distribusi buah semakin
lancar dan harga komoditasnya bisa naik.
Direktur Buah dan Florikultura Ditjen
Holtikultura Dr. Ir. Sarwo Edhy MM sendiri menyatakan bahwa pihaknya
tertarik dengan potensi jeruk yang ada di Desa Tanggel. Ia berjanji
kedepan akan ikut mendukung pengembangan jeruk tanggel. Ia
mempersilahkan kelompok tani di Tanggel untuk mengirimkan proposal
pengembangan perkebunan jeruk melalui dinas terkait agar usulan bisa
disampaikan ke Kementerian Pertanian. (tio-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar