Home » , » Kerajinan Miniatur dari Bambu Kesulitan Pemasaran

Kerajinan Miniatur dari Bambu Kesulitan Pemasaran

infoblora.id on 30 Mar 2017 | 22.37

Miniatur kereta loko tour melintasi jembatan ciptaan Aji diperlihatkan oleh Wabup H.Arief Rohman M.Si. (foto: ip-ib)
BLORA. Dengan memanfaatkan bambu ori yang banyak tumbuh di sekitar kampung, seorang warga RT 03 RW 07 Kelurahan Ngelo, Kecamatan Cepu berhasil menciptakan sebuah karya seni bernilai tinggi berupa miniatur kendaraan tradisional, berbagai mobil kuno hingga alat pengolahan migas. Miniatur dengan tingkat ketelitian dan kesamaan yang mendekati sempurna, membuat karya yang dihasilkan bisa mencapai harga jutaan rupiah.

Ia adalah Agung Kuncoro Aji, orang yang membuat karya tersebut. Karyanya bahwa sudah pernah dipesan untuk dikirim ke beberapa kota besar. Terakhir ia mengirim replika rumah joglo dari bambu ari yang dikirim ke Mojokerto. Ia berharap ada perhatian dari Pemkab Blora untuk ruang pamer dan pemasaran produk kerajinannya.

Mendengar kabar tentang adanya kerajinan itu, Wakil Bupati Blora H.Arief Rohman M.Si merasa tertarik dan memutuskan untuk mengunjungi rumah kerajinan dari bambu ori di Ngelo, Kamis (30/3/2017). Ia ingin mengetahui sebesar apa potensi kerajinan bambu ori yang ada di Kota Minyak tersebut.

Setibanya di rumah Agung Kuncoro Aji yang akrab dipanggil Aji tersebut, Arief Rohman langsung melihat-lihat beberapa miniatur kendaraan yang sudah berhasil dibuat. Sambil mengamati miniatur yang memiliki tingkat kesulitan yang rumit itu, ia bertanya tentang awal mula ide pembuatan kerajinan tersebut kepada Aji.

Aji sedang merangkai miniatur kereta sapi atau cikar. (foto: ip-ib)
“Awalnya enam bulan lalu coba-coba membuat replika sepeda motor dengan memanfaatkan bambu ori. Ternyata hasilnya bagus dan dikembangkan dengan membuat alat transportasi tradisional seperti cikar, delman, truk pertamina hingga kereta uap khas loko tour cepu yang bisa dijadikan souvenir khas Kabupaten Blora. Hanya saja kami kesulitan untuk memasarkan,” keluh Aji.

Dalam hal pembuatan karya tersebut, ia mengaku tidak menggunakan alat khusus. Semuanya dilakukan secara manual dengan peralatan sederhana seperti pisau, gergaji kecil, cungkil, lem, amplas, dan lainnya.

“Agar bambu lebih mudah dibentuk, biasanya sebelum digunakan untuk membuat karya terlebih dahulu di oven. Ovennya juga bukan oven khusus, melainkan oven yang biasa digunakan untuk memasak kue,” lanjut Aji.

Untuk memproduksi satu replika atau miniatur cikar tradisional lengkap dengan dua ekor sapi menurutnya membutuhkan waktu hingga satu minggu. Sedangkan untuk membuat miniatur kereta uap dan kendaraan rig migas bisa memakan waktu terlama hingga satu bulan. Hal itu dikarenakan butuh waktu untuk membuat detail komponen komponen kecil kendaraannya.

“Selain pemasaran, saya juga berharap bisa mendapatkan bantuan alat-alat kerajinan yang lebih modern,” ungkap Aji.

Wakil Bupati Blora H.Arief Rohman M.Si pun langsung menawarkan bantuan agar produk-produk Aji bisa dipamerkan di hotel-hotel besar yang ada di Kecamatan Cepu.

“Kalau untuk pemasaran, nanti kita carikan ruang lah. Ini cukup bagus lho. Coba nanti saya komunikasikan dengan Persatuan Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Blora, agar produk kerajinan lokal seperti ini bisa ikut dipamerkan di lobbi hotel atau restoran,” ujarnya.

Adapun tentang keluhan bantuan peralatan, dirinya meminta kepada Aji untuk melakukan pendataan alat yang dibutuhkan. Ia mempersilahkan perajin untuk menyusun proposal pengajuan bantuan ke dinas terkait.

“Kalau pengen cepat nanti coba akan saya lobbikan dengan perusahaan perusahaan besar yang ada disini seperti Pertamina, PGN atau Perhutani agar bisa menjadi mitra binaannya. Dengan demikian jenengan tidak hanya mendapatkan bantuan alat, namun bisa didampingi pemasarannya,” pungkas Wabup asli Kecamatan Banjarejo ini sambil membeli salah satu miniatur mobil kuno. (humas | ip-ib)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved