Masih tingginya angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Blora menjadi salah satu bahasan pokok dalam rakorkesda 2017. (foto: ip-infoblora) |
Dalam rapat yang dihadiri oleh Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dr. Yulianto Prabowo M.Kes dan
seluruh stakeholder kesehatan se Kabupaten Blora ini, Bupati Blora
Djoko Nugroho yang diwakili oleh Wabup H.Arief Rohman M.Si mengajak
kepada semua stakeholder untuk bersama-sama menekan angka kematian
ibu dan bayi.
“Saya mewakili Pak Bupati yang sedang
ada dinas luar ke Semarang ingin menyampaikan pesan beliau. Salah
satunya menyoroti tentang masih tingginya angka kematian ibu dan bayi
di Kabupaten Blora. Selama tahun 2016 kemarin ada 22 kasus di Blora,
dan menempati peringkat 8 terbanyak se Jawa Tengah,” ucap Arief
Rohman.
Pihaknya meminta seluruh stakeholder
bisa bersama-sama mengatasi hal ini, misalnya dengan program intip
kehamilan. Dimana Puskesmas, Pusyandu, dan Ibu-ibu PKK di pedesaan
harus punya data siapa saja warganya yang hamil, sehingga bisa
dilakukan pendampingan agar kesehatan dan pemenuhan gizinya terjaga.
“Ibunya sehat, saat melahirkan sehat, dan bayinya kuat,”
lanjutnya.
Apalagi menurutnya di tahun 2017 mulai
Januari hingga akhir Maret kemarin berdasarkan informasi dari Dinas
Kesehatan Provinsi Jateng sudah ada 7 kasus kematian ibu dan anak
yang menempatkan Blora di peringkat ketiga terbanyak se Jawa Tengah
tahun ini.
Tak hanya pendataan ibu hamil dan
menyusui saja, Pemkab berharap pelayanan persalinan ibu hamil juga
ditingkatkan. “Layani pasien dengan setulus hati. Niati sebagai
ibadah, itu adalah ladang pahala panjenengan semua menuju surga,”
ujar Arief Rohman.
Ia mengaku untuk meningkatkan kualitas
kesehatan di Kabupaten Blora perlu adanya perencanaan yang sistematis
dan terpadu dari berbagai pihak. “Karena pada dasarnya kesehatan
bukan menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan saja, melainkan tanggung
jawab kita semua. Pemkab siap melakukan peningkatan kualitas SDM
bidang kesehatan dan penambahan alat kesehatan di puskesmad serta
rumah sakit,” tegasnya.
Puskesmas Kunduran di Kecamatan
Kunduran yang telah berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
dijadikan contoh pelayanan kesehatan baik. Dimana di puskesmas
tersebut sudah bisa berjalan mandiri dan pelayanannya semakin
komprehensif. Puskesmas di daerah lainnya ikut didorong agar bisa
segera membentuk BLUD.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng dr.
Yulianto Prabowo M.Kes membenarkan bahwa angka kematian ibu dan anak
masih tinggi. Ia menyatakan kesiapannya untuk membantu Blora dalam
hal menekan angka kematian ibu dan anak.
Hadir dalam acara rakor tersebut
sebagai narasumber Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dr.
Yulianto Prabowo M.Kes, Kepala DKK Blora dr. Henny Indriyanti, Kepala
Bappeda Kabupaten Blora Ir. Sutikno Slamet, Direktur RSUD
dr.R.Soetijono Blora dr. Nugroho Adiwarso, Kepala BPJS Kesehatan
wilayah Pati dr. Rahmat Widodo, dan Kepala BLUD Puskesmas Kunduran
dr. Muhammad Jamil Muhlisin, MM.
Sedangkan rakor diikuti seluruh
stakeholder kesehatan se Kabupaten mulai dokter, perawat, bidan
akademisi, kepala Puskesmas, direktur RS hingga praktisi kesehatan.
Beberapa OPD dan camat se Kabupaten Blora juga hadir. (ip-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar