Para petani dari Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah belajar budidaya kelor bersama Pak Dudi Krisnadi di kebun Desa Ngawenombo. (foto: ip-ib) |
Tujuan mereka datang ke Kabupaten Blora
untuk belajar budidaya tanaman kelor yang ternyata memilik khasiat
luar biasa bagi kesehatan dan pertanian sehingga bisa meningkatkan
perekonomian masyarakat jika dikelola dengan benar.
“Di Sigi, tanaman kelor itu sudah
tidak asing. Karena disana banyak dimanfaatkan sebagai pagar
pemukiman di kampung-kampung. Daunnya juga banyak digunakan untuk
bahan sayur, dimana sayur kelor adalah makanan khas wilayah kami.
Sedangkan biji kelor banyak dibuang dan tidak dimanfaatkan,” ujar
Wakil Bupati Paulina SE, M.Si.
Rombongan Pemkab Sigi melihat proses pemisahan daun kelor dari rantingnya. (foto: ip-ib) |
Ia memilih Blora sebagai lokasi belajar
budidaya kelor karena disini terdapat Kampung Konservasi Kelor yang
dipimpin oleh Pak Ai Dudi Krisnadi tepatnya di Desa Ngawenombo
Kecamatan Kunduran. Disini dari perkebunan hingga pengolahan kelornya
sudah berstandart internasional, bahkan telah memperoleh sertifikat
penghargaan dari Jerman.
“Sengaja kami ajak para petani agar
mereka mengetahui langsung bagaimana cara yang benar untuk menanam
dan mengolah kelor,” lanjut Paulina.
Setibanya di Ngawenombo, Selasa siang
(4/4/2017), rombongan langsung diajak melihat perkebunan kelor.
Disini mereka melihat cara pemanenan daun kelor, belajar penanaman,
hingga pengolahan lahan agar nutrisi kelor tetap tinggi. Bahkan
rombongan dari Sigi juga diajari cara memasak kelor yang benar
sehingga nilai gizinya tidak turun.
Pemanfaatan kelor untuk perkebunan buah dengan sistem hidroponik di Kampung Konservasi Kelor Desa Ngawenombo. (foto: ip-ib) |
Untuk jarak tanam, ia menyarankan
dengan sejauh 1 meter persegi antara satu batang kelor dengan kelor
lainnya. Sehingga diantaranya bisa ditanami kacang tanah. Daun kelor
bisa mulai dipanen setelah masa tanam selama 3 bulan pertama,
kemudian bisa dipanen sebulan sekali. Daunnya setelah dipanen, harus
dipisahkan dari rantingnya lalu dicuci dengan air ozon, lantas
dikeringkan.
Tak hanya belajar cara menanam dan memanen daun kelor, rombongan juga mencicipi menu sayur kelor yang sehat dan sarat gizi. (foto: ip-ib) |
Kelor banyak diekspor dalam bentuk
serbuk daun kelor dan minyak biji kelor. Untuk serbuk daun kelor
menurutnya paling mahal untuk kualitas 500 mesh bisa mencapai harga
Rp 2 juta per kilogram. Sedangkan minyak biji kelor bisa laku hingga
Rp 2,5 juta per kilogramnya. Bahan itu diekspor ke luar negeri untuk
dijadikan bahan kosmetik kesehatan, aneka makanan bergizi dan
lainnya.
Sedangkan ranting kelornya pun tidak
dibuang begitu saja. Setelah daunnya diambil, ranting kelor diolah
menjadi pakan ternak. “Kambing yang makan pakan ternak berbahan
kelor akan memiliki kolesterol rendah, bahkan bebas kolesterol. Ini
potensi untuk dikembangkan peternakan organik dengan kelor,” jelas
Dudi.
Rombongan Pemkab Sigi Sulawesi Tengah saat mampir di halaman depan Kantor Bupati Blora. (foto: ip-ib) |
Selama berkunjung ke perkebunan dan
lokasi pengolahan kelor, rombongan Kabupaten Sigi didampingi oleh
Wakil Bupati Blora H.Arief Rohman M.Si, Ketua Tim Penggerak PKK
Kabupaten Blora Hj.Umi Kulsum dan wakilnya Hj.Ainus Sholicah. Beserta
beberapa OPD terkait.
Adapun Bupati Djoko Nugroho dalam acara
ramah tamah dengan Pemkab Sigi, Selasa malam (4/4/2017) di Pendopo
Rumah Dinasnya merasa senang dan bahagia karena Blora bisa dikenal
dunia berkat tanaman kelor. Ia pun salut kepada Pemkab Sigi yang
gigih ingin membangun daerahnya berbasis potensi lokal yakni kelor.
Malam ramah tamah antara Pemkab Blora dengan Pemkab Sigi, ditandai dengan penyerahan kenang-kenangan berupa plakat. (foto: ip-ib) |
(berita sebelumnya : klik Keren, Kampung Konservasi Kelor Blora Curi Perhatian Dunia)
Tidak hanya belajar tentang budidaya
kelor saja, rombongan juga diajak berbelanja produk kelor, mampir ke
Dekranasda Blora untuk berbelanja oleh-oleh, dan berkunjung ke
Kampung Samin Desa Klopoduwur Kecamatan Banjarejo. Disini
dipertunjukkan hiburan kesenian Barongan Blora dan diskusi budaya
dengan masyarakat sedulur sikep (samin). Semua peserta merasa senang
dan berterimakasih atas sambutan yang luar biasa dari Pemkab Blora. (ip-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar