Rubani dan Kusminar foto bersama di tengah perkebunan pisang cavendish miliknya. (foto: dok-ib) |
Ialah
Rubani (37), petani pisang dibawah pendampingan dari Fasilitator
Rumah Zakat Indonesia yang berhasil melakukan budidaya pisang
cavendish di kebunnya sejak setahun lalu. Ia memilih budidaya pisang
karena menurutnya pisang merupakan tanaman yang multi manfaat,
hampir semua bagian dalam tanaman pisang mulai dari akar, batang,
bungga, buah hingga daun dapat dimanfaatkan sebagai kebutuhan hidup
manusia.
“Bibit yang saya tanam satu tahun
silam itu, saat ini sudah membuahkan hasil. Alhamdulillah sudah panen
dan hasilnya sangat menguntungkan, baru memanen 20% dari total pisang
yang ada dan sudah balik modal,” kata Rubani ketika ditemui, Senin
(17/4/2017) kemarin.
Sementara itu, Kusminar selaku
Fasilitator Rumah Zakat Indonesia di Desa Bedingin yang mendapingi
budidaya pisang cavendish ini mengungkapkan, kedepan pihaknya bersama
dengan petani akan terus melakukan perbaikan teknis budidaya,
membangun jaringan pemasaran, dan mengembangkan usaha dari kebun
pisang ini.
“Dalam waktu dekat kita akan
mengembangkan pembibitan pisang sendiri dan juga pisang yang tidak
masuk grade akan kami proses menjadi kripik pisang,” ungkapnya.
Ia menambahkan sebagai tawaran,
budidaya pisang cavendish ini bisa menjadi pilihan yang cocok.
Karena, menurutnya pisang lebih mudah dikembangkan dan sangat cocok
di lahan tanah pedesaan yang subur. Selain itu, resikonya lebih mudah
dikendalikan dibandingkan komoditas pertanian perkebunan lainnya.
Apalagi, sambung Kusminar, tanaman
pisang termasuk dalam kategori tanaman yang jarang terserang hama,
sehingga lagi-lagi resiko kegagalan bisa diminimalkan. “Hanya saja,
dalam bertanam, tetap harus menggunakan teknologi yang tepat guna dan
sasaran,” lanjutnya.
Masih menurut Kusminar, di wilayah
pedesaan masih banyak lahan di sekitarnya yang memungkinkan untuk
dikembangkan tanaman serupa. Selain secara mudah dalam perawatan,
kebun pisang cavendish ini juga dapat meningkatkan perekonomian warga
sekitar. (ip-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar