BERIKAN ARAHAN : Bupati Djoko Nugroho (berdiri di mimbar) memberikan arahan terkait kiat penanggulangan kemiskinan. (foto: dok-ib) |
Arief
Rohman, sebagai Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah
(TKPKD) Blora menyampaikan prosentase penurunan kemiskinan di
kabupaten Blora sejak tahun 2015 hingga 2017 kemarin.
“Kemiskinan di Blora dari tahun ke
tahun terus menurun. Tahun 2015 kita berada di angka 13,52 persen,
kemudian di 2016 turun 13,33 persen dan menjadi 13,04 persen atau
111.880 jiwa di 2017 kemarin. Berdasarkan RPJMD, tahun ini kami
targetkan bisa sampai angka 11,2-11,7 persen. Sehingga pada akhir
kepemimpinan Djoko-Arief nanti bisa mencapai 9-10 persen,” ucap
Arief Rohman.
Untuk
mencapai target itu, menurut Arief Rohman, pihaknya telah memetakan
satu desa miskin per kecamatan untuk dijadikan sasaran pengentasan
kemiskinan dengan cara menjadikan desa miskin tersebut sebagai lokasi
program pemberdayaan masyarakat dan pelatihan kerja.
Menanggapi hal itu, Bupati Djoko
Nugroho langsung memberikan respon dan menginstruksikan delapan kiat
penanggulangan kemiskinan yang harus bisa dilaksanakan oleh seluruh
stakeholder, baik unsur pemerintah maupun swasta.
“Yang pertama, saya ingin desa miskin
dijadikan prioritas penanggulangan kemiskinan. Ayo kita kroyok
bersama seluruh OPD. TKPKD harus bisa menurunkan kemiskinan hingga
9-10 persen di akhir masa jabatan saya,” ucap Bupati Djoko Nugroho.
Yang kedua, Bupati meminta seluruh
BUMN, BUMD, BUMDes, BAZNAS Daerah dan perusahaan swasta bisa ikut
membantu penurunan kemiskinan. Misalnya dengan mengucurkan CSR dalam
bentuk pemberdayaan masyarakat di desa miskin.
Ketiga, meminta kalangan Perguruan
Tinggi agar bisa meningkatkan program pengabdian masyarakat melalui
Kuliah Kerja Nyata (KKN) sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa.
“Saya senang, akhir-akhir ini banyak
Perguruan Tinggi yang mengirimkan mahasiswanya ber-KKN di Blora. Saya
berharap para mahasiswa ini bisa membawa perubahan di masyarakat desa
dengan cara menggali potensi yang ada di desa,” lanjut Bupati.
Lantas yang keempat, Bupati meminta
kalangan Perbankan dan Koperasi harus mampu mengembangkan Program
Dana Bergulir kepada pelaku UMKM di Kabupaten Blora.
Kelima, meminta Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa (PMD) untuk menginstruksikan seluruh Kepala Desa agar
mengalokasikan minimal 10 persen dana desanya untuk program
penanggulangan kemiskinan.
“Kepala Desa sibuk membangun fisik
saja, lupa dengan pemberdayaannya. Padahal pemberdayaan masyarakat
penting untuk menanggulangi kemiskinan. Tolong Dinas PMD untuk tegas,
desa yang tidak menganggarkan 10 persen untuk pemberdayaan jangan
dicairkan dana desanya,” tegas Bupati.
Kemudian yang keenam, Bupati meminta
Dewan Riset Daerah harus mampu memberikan solusi yang tepat bagi
permasalahan kemiskinan di Kabupaten Blora. Ketujuh, seluruh Kepala
Desa diminta untuk memastikan Bantuan Pemerintah Non Tunai (BPNT),
Rastra, KIP, dan KIS benar-benar ditujukan kepada masyarakat yang
berhak.
Terakhir, Bupati meminta agar Dinas
Pendidikan bisa mengupayakan dan meningkatkan program beasiswa untuk
pelajar yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah.
(berita selanjutnya : klik - Enam Desa Termiskin ini Akan Dijadikan Sasaran Pembangunan)
(berita selanjutnya : klik - Enam Desa Termiskin ini Akan Dijadikan Sasaran Pembangunan)
“Jika semuanya bisa dijalankan, saya
yakin tingkat kemiskinan di Kabupaten Blora bisa ditekan hingga 9
persen, bahkan lebih. Kita semua harus berkomitmen untuk ini,” kata
Bupati. (res-ib)
0 komentar:
Posting Komentar