Infoblora.id - Angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi masih rendah. Cabang Dinas Pendidikan (Cabdisdik) mencatat hanya 30 persen lulusan SMA di Blora yang melanjutkan ke perguruan tinggi.
Berdasar data Cabdisdik Wilayah IV Jawa Tengah (Jateng) Blora-Grobogan, lulusan SMAN
1 Blora sebesar 53,13 persen yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Kemudian,
SMAN 2 Blora 31,69 persen, SMAN 1 Cepu 30,85 persen, dan SMAN 2 Cepu 29,30
persen.
Selanjutnya, SMAN 1 Jepon 20,91 persen, SMAN 1
Ngawen 24,51 persen, SMAN 1 Tunjungan 39,15 persen dan SMAN Randublatung 31,97
persen. Faktor ekonomi yang membuat mimpi anak-anak untuk kuliah pupus.
Wiji Putri, warga Desa Kalinanas, Kecamatan Japah mengaku
ingin kuliah saat lulus sekolah. Namun, dirinya lebih memilih bekerja terlebih
dahulu. Ia mempunyai niat kuliah tahun ini. ’’Ini baru ingin daftar di UT (Universitas
Terbuka), kuliah sambil kerja,” ujarnya.
Putri mengungkapkan, rerata anak-anak desanya
tidak melanjutkan ke perguruan tinggi karena faktor ekonomi. Selain, itu ada
faktor lain, seperti minimnya informasi terkait pentingnya pendidikan.
Sehingga, banyak anak-anak desa yang memilih bekerja. ’’Kalau di desa saya
hanya satu dua yang kuliah,” katanya.
Kepala Cabdisdik Wilayah IV Jawa Tengah
(Jateng) Blora-Grobogan Budi Santosa mengatakan angka partisipasi lulusan SMA
di Blora masih rendah, hanya 30 persen dari jumlah lulusan yang ada di delapan
SMAN Blora.
Data yang telah dipaparkan itu diperoleh dari
identifikasi dengan menggunakan Astrid (Analysis for Science & Technology Research in Defense).
Data tersebut telah diolah dan mendapatkan, bahwa lulusan SMAN masih rendah.
Hal itu disebabkan karena faktor ekonomi
keluarga yang juga masih rendah. ’’Setelah kami teliti, penyebabnya karena
tidak mampu secara ekonomi,” ungkapnya. Menurutnya, perlu adanya intervensi.
Pihaknya sendiri mengaku telah mengupayakan
program untuk membantu agar para lulusan SMA bisa melanjutkan kuliah. Salah
satunya dengan menggandeng BLK untuk lulusan dialatih kerja dan dipersiapkan
kampus untuk kuliahnya.
’’Mereka diberikan pelatihan dan bekerja.
Selain itu, dicarikan universitas,” ucapnya. Pihaknya mengaku telah berupaya melakukan
komunikasi dengan pemkab untuk mengatasi minimnya angka lulusan yang
melanjutkan ke perguruan tinggi.
’’Kami sudah pernah komunikasikan, untuk
penerapan program di Blora ini belum bisa terlaksana,” ungkapnya.
0 komentar:
Posting Komentar