Landasan Lapangan Terbang Ngloram Akan Disamakan Dengan Ahmad Yani Semarang

Christian Prasetya, Dirut BUMD BPE

BLORA. Rencana pengaktifan kembali lapangan terbang (lapter) Ngloram di Desa Ngloram, Kecamatan Cepu, Blora disambut positif. Hal itu terkait akan tumbuhnya sektor informal di sekitar Cepu yang semakin bertambah. Direktur BPE Blora Patra Energi (BUMD milik Pemerintah Kabupaten Blora yang menangani soal perminyakan) Christian Prasetya mengatakan, dengan dihidupkannya kembali Lapangan Terbang Ngloram nantinya akan mempercepat laju pembangunan Kabupaten Blora di segala bidang. "Tentu sektor swasta di Blora akan berkembang lebih banyak terutama Cepu," tandasnya.

Sebagaimana diketahui, pengaktifan kembali Lapter Ngloram yang selama ini hanya sebatas wacana menyusul adanya Pemkab Bojonegoro yang juga menginginkan agar lapter dibangun di daerahnya, saat ini menjadi sebuah kepastian.

Sekjen Kementerian ESDM Waryono Karno baru baru ini menyatakan, tahun ini pemerintah menganggarkan sejumlah dana dalam APBN untuk merealisasikan pengaktifan kembali Lapter Ngloram. Menteri ESDM Jero Wacik juga mengatakan pemanfaatan aset ESDM yang antara lain berupa Lapter Ngloram yang lebih efisien dibandingkan akan membangun yang baru di Bojonegoro. Itu tentunya butuh lahan baru dan tidak sedikit.

Menurut Christian, kabar terbaru Lapter Ngloram tidak hanya diaktifkan kembali tetapi dierncanakan landasan pacunya akan diperpanjang sampai 2200 meter sehingga menyamai landasan di Bandara Ahmad Yani Semarang. Jika memang terealisasi, bukan tidak menutup kemungkinanNgloram bukan sekedar lapangan terbang untuk kepentingan migas melainkan bisa menjadi bandara untuk melayani penerbangan umum.

Dia menambahkan, belakangan ini sudah mulai banyak investor yang mulai melirik dan akan memulai investasi di Kabupaten Blora terutama Cepu. Diantaranya mereka ingin membangun perkantoran di sekitar Ngloram dan berbagai investor di bidang lain.

Lapangan Terbang Ngloram selesai dibangun tahun 1980. Selama empat tahun lapangan terbang yang asetnya dimiliki Kementerian ESDM itu beroperasi. Hanya saja tidak diketahui penyebab pastinya mengapa tahun 1984 lapangan terbang ini tak lagi didarati pesawat.

Pengaktifan kembali Lapter Ngloram telah mempertimbangkan segala hal, diantaranya untuk memperlancar mobilisasi tenaga kerja dan barang wilayah eksplorasi migas Blok Cepu. Selain itu juga menghemat biaya transportasi yang pada akhirnya juga akan berdampak pada pengurangan cost recovery. Merealisasikan potensi lahan Lapter Ngloram yang selama ini belum termanfaatkan, meningkatkan nilai tambah dan manfaat ekonomis bagi masyarakat Kabupaten Blora. Lalu membantu percepatan pembangunan di wilayah sekelilingnya serta menciptakan lapangan kerja baru yang berhubungan dengan kegiatan penyewaan dan usaha lain yang berlokasi disekitar Lapter Ngloram. (rs-infoBlora | Suara Merdeka)