![]() |
PENTAS MUSIK : Pertunjukan komunitas musik reggae yang memeriahkan Taman Mustika saat malam minggu di bulan Juni lalu hibur warga Blora (foto : FPB Blora) |
Suguhan-suguhan musik dari band-band lokal, tayub, wayang, musik jazz, campursari dan nonton bareng jadi agenda utamanya. Semua kegiatan FPB berpusat dan dilakukan di Taman Mustika yang berlokasi tepat di tengah Kota Blora, sebelah timur Simpang Empat Tugu Pancasila.
![]() |
Pentas Musik Jazz semalam (27/7) di Taman Mustika Blora (foto: FPB Blora) |
Komunitas ini eksis seiring dengan dibangunnya Taman Mustika di Blora. Komunitas ini menyadari Taman Kota ini awalnya masih terlihat sepi, meski banyak pemuda nongkrong di angkringan. Kemudian gagasan itu muncul sejak 2011 dan beberapa pemuda membentuk FPB.
Dari tangan para pemuda mengalir ikon dan kegiatan positif di Kota Blora. Taman Mustika perlahan menjelma menjadi pusat nongkrong remaja. "Karena itu struktur pengurusnya juga tidak kaku, seperti lembaga formal lainnya," kata Mas Catoer, penggagas dan ketua FPB.
Ibarat ada gula ada semut, kini Taman Mustika menjadi lokasi nongkrong pemuda hingga malam serta hadirnya sejumlah angkringan yang murah meriah begitu juga embrio seni di Blora yang seiring ikut tumbuh berkembang.
![]() |
Angkringan penyedia jajanan dan makanan ringan untuk teman nongkrong di Taman Mustika (foto : FPB Blora) |
Kehadiran kelompok musik ini sering menyedot animo masyarakat yang sedang menikmati malam mingguan di Kota Blora dan mendatangi Taman Mustika. "Semua kami wadahi, dan kami berikan kesempatan tampil, karena memang ini untuk masyarakat," kata Catoer.
Selain remaja dan pemuda, FPB juga mewadahi seni tayub meski kebanyakan penghobinya adalah orang tua. Agar Tayub berkesan, beberapa waktu lalu FPB menampilkan 12 penari dan sinden sekaligus, ada kalanya menampilkan wayang.
Bahkan tahun lalu FPB juga menggelar nonton bareng final Euro 2012. Hanya saja dari sekian kegiatan kebanyakan diisi dengan event pentas live musik. Mulai festival band sampai mendatangkan grup grup musik terkenal.
Salah satunya grup musik rock Power Slaves. FPB sengaja mendatangkan grup ternama ini hanya sekedar untuk menghibur warga. Tahun ini FPB rencananya akan mendatangkan Tony Q Rastafara, seniman musik reggae ternama, rencananya bulan Oktober nanti. "Kami sudah deal dengan manajemen Tony Q," ungkap Catoer.
![]() |
Bupati Blora saat tampil bernyanyi di Taman Mustika, para pemuda dan anggota FPB punikut bergoyang (foto : FPB Blora) |
Kemandirian Membuat FPB Bertahan
Kemandirian adalah bagian dari FPB, karena komunitas ini tidak mau menggunakan anggaran dana yang bersumber dari APBD. Sebaliknya, Catoer koordinator FPB menilai komunitas ini bukan mencari materi atau uang.
"Kalau bekerja mencari uang ya di bidang lain, jangan disini," ungkapnya.
Sejak awal komunitas ini mencari dana kegiatan dengan membuat proposal yang diajukan ke sejumlah perusahaan swasta maupun BUMD. FPB tidak berlebihan mencari dana, sebaliknya hanya sekedar mendari dana untuk menyewa sound system.
"Kalau sudah ada dana satu juta, terasa ayem karena sudah bisa sewa sound system," kata Nugroho salah satu anggota FPB.
![]() |
Pentas Musik Tribute to SLANK pada bulan Juni lalu di Taman Mustika Blora (foto : FPB Blora) |
Keberadaan FPB ini membuat Taman Mustika terkesan hidup. Bahkan salah satu perusahaan mulai melirik kegiatan FPB ini. "Saat ini kami terikat kontrak dengan sebuah perusahaan rokok untuk membuat kegiatan setiap dua minggu sekali," ungkapnya.
Kini kegiatan FPB mengembang, bukan hanya sekedar musik tapi juga kegiatan sosial. Beberapa waktu lalu komunitas ini juga melakukan fogging terhadap nyamuk di beberapa wilayah Kota Blora dan sekolah yang dinilai sebagai daerah endemis dmam berdarah. (rs-infoBlora | sumber : Jawa Pos)
0 komentar:
Posting Komentar