"Akan banyak manfaat yang diperoleh masyarakat Blora jika Bandara Ngloram aktif lagi. Blora akan menjadi lebih ramai dan aktifitas perekonomian semakin lebih semarak. Dan pada akhirnya kami berharap keberadaan Bandara Ngloram dapat meningkatkan kesejahteraan warga Blora," ujar Bupati Blora, Djoko Nugroho di hadapan warga Desa Ngloram saat kunjungan pekan lalu.
Kunjungan tersebut disertai pula pejabat Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, Pertamina, Badan Pertanahan Nasional dan perwakilan perusahaan penerbangan Pelita Air Service. Dalam kunjungan tersebut diperlihatkan juga peta rencana pengembangan Bandara Ngloram. Bandara tersebut akan dijadikan bandara khusus oleh Pertamina. Namun begitu muncul rencana landasan pacu bandaranya akan diperpanjang menjadi 2200 meter agar bandara bisa didarati pesawat berbadan lebar. "Jika landasannya diperpanjang hingga lebih dari 2000 meter, berarti lahannya tidak hanya di wilayah Desa Ngloram tetapi juga masuk wilayah Desa Klagen, Kecamatan Kedungtuban," kata Sri Utami, pejabat Kementerian ESDM yang membidangi tentang aset.
Bandara Ngloram selesai dibangun di Blora pada tahun 1980. Selama empat tahun bandara yang dimiliki Kementerian ESDM itu telah beroperasi, namun pada tahun 1984 bandara ini sudah tidak didarati pesawat. Pengembangan kembali Bandara Ngloram membutuhkan lahan yang lebih luas, sebagina lahan sekitar 20-30 hektar adalah milik warga. Karena itu harus dilakukan pembebasan lahan terlebih dahulu.
Masyarakat di sekitar bandara menyambut secara antusias rencana pengaktifan kembali Bandara Ngloram. Hanya saja mreka mengajukan sejumlah syarat yang merupakan hak warga. Diantaranya dibangun jalan pengganti karena jalan yang sudah ada akan digusur atau terkena dampak pengembangan bandara. "Jangan sampai jalan akses ke rumah kami menjadi tertutup," kata Juwair salah seorang warga Ngloram.
Selain itu warga juga menghendaki tanah mereka dibeli dengan harga yang pantas. Jika melihat rencana Kementerian ESDM, dukungan Pemkab dan antusias warga termasuk kepentingan pihak lainnya seperti Pertamina, mendaratnya pesawat di Bandara Ngloram tinggal menunggu waktu saja dan itu tidak akan lama. Hanya saja disaat bersamaan, Pemkab Bojonegoro Jawa Timur juga berencana membangun bandara. Padahal lokasi Bojonegoro dengan Blora berdekatan. Kedua Kabupaten ini berada di kawasan pertambangan migas Blok Cepu. Beda dengan Bojonegoro yang butuh lahan baru untuk membangun bandara, sedangkan Blora sudah ada bandara dan tinggal mengembangkannya saja.
Pengaktifan kembali Ngloram dilakukan dengan mempertimbangkan sejumlah hal. Diantaranya memperlancar mobilisasi tenaga kerja dan barang ke wilayah eksplorasi migas Blok Cepu. Selain itu juga untuk menghemat biaya transportasi yang pada akhirnya juga akan berdampak pada cost recovery. Merealisasikan potensi lahan Ngloram yang selama ini belum termanfaatkan, meningkatkan nilai tambah dan manfaat ekonomis bagi masyarakat Blora. Membantu percepatan pembangunan wilayah sekeliling aktifitas migas serta terciptanya lapangan kerja baru yang berhubungan dengan kegiatan lapangan terbang penyewaan dan kegiatan usaha lain yang berlokasi di Ngloram dan sekitarnya.
"Sehubungan dengan hal itulah Kementerian ESDM pada prinsipnya mendukung rencana pengaktifan kembali Bandara Ngloram oleh PT.Pertamina sebagai bandara khusus," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ESDM, Waryono Karno, dalam suratnya yang ditembuskan kepada Bupati Blora.
Masyarakat Blora sudah terlanjur berharap bandara segera diaktifkan. Apalagi wacana pengaktifan bandara tersebut sudah berlangsung sejak masa Bupati (Alm) Basuki Widodo. Sepeninggal Basuki Widodo, Bupati Yudhi Sancoyo penggantinya berupaya keras merealisasikan wacana pengaktifan Bandara Ngloram. Pemkab ketika itu mendapat dukungan penuh dari Pemprov Jawa Tengah. Saat itu Gubernurnya adalah ALi Mufidz. Beberapa kali Gubernur mengunjungi Ngloram dengan pihak terkait. Bahkan waktu itu muncul rencana pembangunan kembali Bandara Ngloram akan dilakukan oleh investor.
Bupati telah berganti, begitu juga dengan Gubernur. Namun wacana pengaktifan kembali Bandara Ngloram tak kunjung terealisasi. Penyebabnya pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian ESDM sebagai pemilik lahan belum memberikan lampu hijau.
Kini secercah harapan terealisasinya pengaktifan Bandara Ngloram telah mengemuka. Bahkan gaungnya terasa lebih kencang. Apalagi Kementerian ESDM sendiri menghendaki bandara tersebut dikembangkan lagi. (rs-infoBlora | kontributor : Abdul Muiz - Suara Merdeka)
0 komentar:
Posting Komentar