![]() |
PANEN PADI : Petani di Desa Sarimulyo Kec.Ngawen memanen padi mereka di sawah belum lama ini. |
Sejumlah pejabat yang pernah datang ke Blora termasuk Gubernur Jatng Bibit Waluyo berulang kali melontarkan pujian kepada para petani di Blora karena keberhasilan panen padi maupun jagung. Padahal di sisi lain air untuk pengairan sawah di Blora sangat terbatas, terutama saat musim kemarau.
Pemerintah Blora tidak tinggal diam untuk membantu para petanimengatasi minimnya air irigasi pertanian saat musim kemarau. Pembangunan sumur lapang beberapa kali dilakukan di sejumlah kecamatan.
Bantuan dari sejumlah pihak dari pusat maupun provinsi, perusahaan daerah maupun nasional, serta swasta juga diberikan kepada para petani. Seperti yang diberikan oleh Bank Jateng Selasa (9/7) lalu. Bank milik warga Jawa Tengah itu memberikan bantuan pembuatan 600 sumur lapang. Bantuan diserahkan langsung oleh direktur utama Bank Jateng, Hariyono kepada Bupati Blora di Pendopo Kabupaten.
Ke 600 sumur lapang tersebut melengkapi bantuan sumur lapang yang juga pernah diberikan Bank Jateng beberapa tahun lalu kepada Kabupaten Blora sejumlah 400 sumur. Pembuatan sumur dari program Coorporate Social Responsibility (CSR) Bank Jateng tersebut sebagian besar diserahkan pada para petani di Kecamatan Jati, Kabupaten Blora. Kecamatan Jati adalah salah satu kecamatan yang rawan kekeringan di Blora. Namun justru petaninya paling ulet. "Ada produk jagung dari petani Kecamatan Jati, Blora yang dijual dengan nama cap pikul. Itu menggambarkan jagungnya ditanam, namun air irigasinya dicari di tempat yang lain dengan cara dipikul," kata Bupati Djoko Nugroho.
Keberadaan sumur lapang atau sumur pitu (pitulungan-red) di area persawahan akan menjadi dewa penolong, sehingga petani tetap bisa bercocok tanam dan menikmati hasil panen saat kemarau. Namun tanpa inovasi tidak mungkin produk pertanian di Blora bisa meningkat setiap tahunnya. Keterbatasan sumber air dan irigasi pertanian disiasati dengan berbagai program pertanian yang mampu mengikis keadaan tersebut.
Masyarakat Blora memang tidak bisa dilepaskan dari pertanian, sebab mayoritas penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Dengan luas 182.059 Ha, wilayah Blora tersiri dari hutan 90.417 Ha (49,66%) dan sawah seluas 46.144 Ha (25,35%).
Dari luas lahan pertanian tersebut, luas sawah tadah hujan mencapai 29.729 Ha (46.40%), dan tegalan seluas 26.286 Ha (34,44%). Pengairan yang digunakan dalam pertanian terdiri dari irigasi teknis seluas 7.499 Ha, irigasi setengah taknis 967 Ha, sederhana PU seluas 4.114, sedangkan sederhana PU seluas 1.645 Ha dan P2AT 2.256 Ha.
Pengairan terbesar mengandalkan tadah hujan seluas 29.729 Ha (46,40%). Meskipun begitu pertanian di Blora punya potensi besar untuk dikembangkan. Setiap tahun hasil pertanian selalu mengalami peningkatan.
Pada tahun 2004 misalnya produksi padi mencapai 373.159 ton, tahun 2005 sebanyak 291.744 ton, pada 2006 hasil padi mencapai 361.165 ton, tahun 2007 hasil panen padi mencapai 301.972 ton, dan tahun 2008 melonjak 415.328 ton, tahun 2009 sebanyak 374.798 ton.
Sedangkan tahun ini diprediksikan setiap kali masa panen padi di Blora dihasilkan gabah sekitar 150.000 ton sampai 180.000 ton sekali masa panen. Jumlah tersebut dari hasil pengkalian luas lahan dengan yang mencpai 30.000 hektar dengan hasil rata-rata panen tip hektar sekitar 5 ton hingga 6 ton.
Selain total produksi tersebut, para petani juga memanen jagung dalam jumlah cukup besar. Produksi jagung mencapai 161.115 ton pada tahun 2004, tahun 2005 meningkat menjadi 273.297 ton dan tahun 2006 sebanyak 277.827 ton, tahun 2007 panen jagung 284.730 ton, 2008 (298.831 ton) dan 2009 sebanyak 329.536 ton. Hasil jagung yang selalu meningkat tiap tahunnya.
Di Jateng, hasil panen jagung di Blora tersebut hanya bisa disamai oleh Kabupaten Grobogan (tetanngga sebelah). Maka tidak berlebihan jika Blora termasuk sebagai salah satu lumbung padi dan jagung di Jawa Tengah.
"Tahun ini kami memperkirakan produksi jagung di Blora menurun, sedangkan hasil panen padi meningkat. Saat ini musim kemarau basah sehingga para petani masih tetap bisa menanam padi," tandas Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Perternakan dan Perikanan (Dintanbunakikan) Blora, Sutikno Slamet, melalui kabag tanaman pangan dan holtikultura, Nugraheni WU, kemarin. (rs-infoBlora | sumber : Abdul Muiz-Suara Merdeka)
0 komentar:
Posting Komentar