Home » , » Berharap dari Keberadaan Pabrik Gula Terbesar se Indonesia di Blora

Berharap dari Keberadaan Pabrik Gula Terbesar se Indonesia di Blora

infoblora.id on 1 Agu 2013 | 21.44

TINJAU PABRIK GULA : Wakil Menteri Perdagangan RI, Bayu Krisnamurthi kemarin berkunjung ke lokasi pembangunan Pabrik Gula PT.GMM di Todanan, Blora yang digadang-gadang sebagai pabrik gula terbesar dan tercanggih di Indonesia (foto : Kemendag RI)
BLORA. Wakil Menteri Pertanian, Bayu Krisnamurthi dan Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo pada 18 April 2011 melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik gula (PG) PT.Gendhis Multi Manis (GMM) di Desa Tinapan, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora.

Bayu Krisnamurthi yang kini menjadi Wakil Menteri Perdagangan kembali kunjungi Kabupaten Blora, kemarin untuk meninjau perkembangan pembangunan Pabrik Gula PT GMM di Desa Tinapan, Kecamatan Todanan yang disebut dengan Pabrik Gula Blora.

"Pabrik Gula Blora ini untuk kepentingan nasional. Yakni untuk mencapai swasembada gula nasional. Karena itu saya datang kesini untuk memastikan perkembangan pembangunannya sudah seperti apa," ujarnya dihadapan para tamu dan undangan yang menghadiri kunjungannya.

Bukan soal mudah melaksanakan pembangunan pabrik gula di Blora. Sejumlah kendala sempat ditemui, bahkan setelah peletakan batu pertama, pembangunan fisik pebrik gula yang menempati lahan seluas 30 hektar ini belum bisa dilakukan saat itu juga.

Sejumlah persoalan harus diselesaikan terlebih dahulu. Mulai dari izin analisis dampak lingkungan, pe,mbelian tanah Kwarcab Pramuka Blora, hingga penolakan dari beberapa elemen masyarakat.

Namun berbagai persoalan itu dapat diselesaikan dengan baik. Pembangunan fisikpun mulai dilaksanakan . Kini pembangunan fisik pabrik gula yang memiliki nilai investasi sebesar 1,5 trilliun itu menurut Direktur PT.GMM Kamajaya, telah mencapai 67 persen.

Diharapkan pada Mei 2014 akan dilakukan giling pertama di pabrik gula tersebut. Namun sebelumnya akan dilakukan uji coba penggilingan tebu pada bulan November 2013 nanti.

Meski sempat tidak sesuai target, namun perkembangannya cukup signifikan. Terkait pembangunan pabrik yang nantinya akan mengiiling tebu 4000 ton per hari (TCD) itu mendapat sambutan antusias warga dan Pemkab Blora.

Apalagi pabrik gula tersebut nantinya akan memproduksi gula berkualitas nomor wahid. Tak hanya untuk kebutuhan rumah tangga tetapi juga untuk industri makanan dan minuman. Pabrik gula ini semua peralatannya baru dan tercanggih dari berbagai pabrik gula yang ada di Indonesia.

"Pabrik Gula ini adalah pabrik pertama yang berskala besar yang hadir di Blora," ujar Bupati Blora, DJoko Nugroho.

Pabrik gula ini diharapkan dapat menyerap potensi tebu dari lahan seluas 24.000 hektar perkebunan tebu yang terhampar di Kabupaten Blora dan beberapa Kabupaten tetangga seperti Rembang, Pati, Kudus, dan Grobogan.

Masing masing seluas 8750 hektar lahan di Kabupaten Blora, 6000 hektar Kabupaten Rembang, 4000 hektar Kabupaten Grobogan, 3000 hektar Kabupaten Pati dan 2000 hektar dari Kabupaten Kudus dan tidak menutup kemungkinan juga tebu dari berbagai daerah di luar 5 kabupaten tersebut.

Berdirinya Pabrik Gula Blora di Kecamatan Todanan ini diyakini bakal menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak. Pabrik akan menyerap lebih dari 15.000 tenaga kerja yang terdiri dari 100-1500 tenaga untuk Pabrik dan 15.000 tenaga untuk kebun tebu yang tersebar di beberapa kabupaten tadi.

Bila setiap petani rata-rata menanam tebu seluas satu hektar maka untuk lahan 10.000 hektar akan melibatkan 10.000 petani. Bila dalam 1 hektar lahan tebu membutuhkan 2 orang tenaga kerja, maka akan ada 20.000 tenaga kerja yang diserap. Itu baru sektor pertaniannya, belum sektor industrinya dan transportasinya.

Efek dominonya juga diperkirakan besar. "Di Blora saat ini baru ada satu pabrik, itupun pabrik mitra produksi sigaret (MPS) di Jepon yang memperkerjakan ratusan tenaga kerja. Bagaimana kalau pabrik gula ini didirikan , tentu saja akan menyerap ribuan tenaga kerja dan akan memberikan mutiplayer effect atas keberadaannya," kata Bupati Djoko Nugroho.

Menurutnya keberadaan pabrik diyakini bakal bisa berdampak pada peningkatan kesejahteraan para petani. etani tebu akan mendapat jaminan tebunya diserap pabrik dengan baik.

"Mayoritas warga Blora adalah petani, jika petani meningkat kesejahteraannya, perekonomian akan menggeliat dan pasarpun akan ramai," tegasnya.

Sementara, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah Petrus Edison Ambarura yang mewakili gubernur Bibit Waluyo mengatakan, Jateng menerima tugas untuk menjadi penyokong swasembada gula pada 2013 ini.

”Agar bisa mencapai target swasembada, dibutuhkan pabrik gula yang sehat. Di Jateng ada 13 pabrik gula. Namun yang berproduksi baik hanya lima pabrik saja. Sedangkan delapan pabrik lainnya, kini kondisinya memprihatinkan,” katanya.

Edison sangat berharap PG Blora itu segera teralisasi dan segera berproduksi. Menurutnya, PG Blora merupakan pabrik gula pertama di Jateng yang dibangun dalam kurun waktu 30 tahun terakhir ini diharapkan mampu menopang target itu. Apalagi dengan kapasitas giling sampai 4000 ton sekali giling menjadikan pabrik itu tidak hanya terbesar di Indonesia, namun juga di Asia Tenggara.

Kamajaya, Direktur PT.GMM menyatakan, pembangunan terus dilakukan. Saat ini sudah mencapai sekitar 67 persen.  Dia menyebut, target untuk mulai produksi atau giling pada 2014 nanti belum diubah. Hal itu menunjukkan komitmen dan keseriusannya membangun pabrik.

”Bahkan, kami akan membangunan berbagai fasilitas tambahan di komplek pabrik. Di antaranya sarana pendidikan. Kami serius, dan target kami tidak main-main. November tahun ini sudah akan ujicoba giling,” katanya. (rs-infoBlora | kontributor : Abdul Muiz - Suara Merdeka)
Share this article :

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Semoga tidak mimpi kayak pengen jalanan yang bagus diblora


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved