Acara "Bupati Menyapa" bersama PJ.Bupati Blora Ihwan Sudrajat di studio LPPL Gagak Rimang 105'9 FM. |
Seperti yang dilakukan pada Senin (7/9) pagi pukul 08.00 WIB di Lembaga
Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Gagak Rimang 105’9 FM, Ihwan Sudrajat menggelar program
“Bupati Menyapa” yang berisi sosialisasi dan dialog interaktif secara langsung
dengan masyarakat. Acara yang dikoneksikan dengan beberapa radio swasta seperti
XFM Blora, Gloria FM, Rasta FM dan Raka FM Cepu ini juga disiarkan live
streaming di www.blorakab.go.id dan www.infoblora.com. Dimana tema dialog
interaktif pertama kali mengangkat tema air, yang berkaitan erat dengan
kekeringan di Kabupaten Blora.
Wilayah ujung timur Jawa Tengah yang sedang dilanda kekeringan ini
menuntut Ihwan untuk segera memecahkan masalah kelangkaan air. Berdasarkan data
yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora,
sampai awal September ini sudah ada 158 desa yang mengajukan bantuan air bersih
karena kemarau panjang.
Menyikapi hal tersebut, saat mengikuti acara “Bupati Menyapa”,
Pj.Bupati Ihwan Sudrajat mengungkapkan bahwa dirinya saat ini sedang fokus
mengatasi kekeringan di Blora. “Saat ini kemakmuran Blora tergantung pada air.
Jika air di Blora tercukupi, saya yakin Blora bisa lebih maju. Perlu
digelorakan gerakan air untuk kemakmuran Blora,” jelas Ihwan.
“Seperti saat terjadi kekeringan seperti ini, semaksimal mungkin kita
atasi jangan sampai rakyat menjerit. Begitu ada laporan kekeringan, saya minta
BPBD langsung terjun memberikan bantuan air. Saya salut dengan BPBD Blora,
karena selalu sigap memberikan bantuan air ke desa-desa setiap hari sekitar
15-25 truk tanki disalurkan,” lanjut Ihwan.
Sementara itu melalui saluran telepon, Ningsih salah satu warga Jiken menanyakan
kelanjutan pengelolaan dan pemanfaatan embung untuk mengatasi kekeringan kepada
Pj.Bupati. “Contoh Embung Watu Lumbung di Jiken masih belum bisa maksimal untuk
mengatasi kekeringan di wilayah sekitar, bahkan saluran kanal untuk
pengairannya juga rusak. Bagaimana langkah Bapak untuk bisa memaksimalkan
keberadaan embung guna mengatasi kekeringan di Blora?” tanya Ningsih.
Mendengar pertanyaan tersebut, Pj.Bupati yang didampingi Kepala BPBD
dan Asistem Pemerintahan itu mengungkapkan bahwa pihaknya akan mendata semua
embung yang ada di Kabupaten Blora guna mengidentifikasi kondisi dan jumlah
embung. “Kita akan data, harus diketahui status embung itu dalam kondisi baik
atau rusak. Kemudian kita hitung berapa kebutuhan embung untuk Kabupaten Blora
serta merencanakan sistem pengelolaan embung yang baik, yakni meliputi
pemeliharaan dan cara pemanfaatan embung,” kata Ihwan.
“Saya ambil contoh embung di Karangjati. Selain untuk irigasi, di
embung ini sudah banyak dimanfaatkan warga untuk memancing. Semakin banyak
orang yang beraktifitas di sekitar embung maka semakin banyak pihak yang secara
tidak langsung ikut mengawasi keadaan dan fungsi embung. Otomatis jika terjadi
kerusakan maka segera ada laporan dari masyarakat, kemudian pemerintah akan
segera turun tangan sehingga fungsi embung akan tetap bisa dirasakan para
petani serta warga sekitar,” tambah Ihwan.
Ihwan juga menjelaskan bahwa embung dibangun untuk menampung air saat
musim hujan. Saat hujan tiba, sawah tidak perlu adanya irigasi. Justru luberan
air dari sawah tersebut ditampung di embung, dan baru akan dimanfaatkan saat
musim kemarau datang. “Air embung itu baru akan dirasakan manfaatnya saat musim
kemarau, bukan musim penghujan,” tandas Ihwan.
Selain pemberian bantuan air bersih dan pembangunan embung, pihaknya
juga mengusahakan adanya pencarian serta pendataan sumber-sumber air besar yang
ada di Kabupaten Blora. Seperti beberapa waktu lalu BPBD Blora telah menemukan
sumber air besar di kawasan Gabus Kelurahan Mlangsen yang kini telah dibuatkan
tampungan air sederhana.
“Setelah menemukan sumber air besar, kita lihat dan kita gandeng BUMN
untuk turut serta membangun sumber air itu agar bisa dimanfaatkan warga. Saya
ajak beberapa pimpinan BUMN untuk melihat langsung sumber air yang ada di
Gabus. Insya Allah mulai bulan depan sudah mulai dibangun sumber air tersebut.
Kita tidak menggunakan dana APBD, namun memanfaatkan dana CSR perusahaan BUMN,”
papar Ihwan.
Pencarian dan pendataan sumber-sumber air yang besar ini dinilai sangat
penting oleh Ihwan Sudrajat karena bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan
masyarakat sekitar. Dia berharap jika masyarakat menjumpai adanya sumber air
bersih yang debitnya besar bisa lapor ke pemerintah agar bisa dikelola untuk
atasi kekeringan.
Disamping itu, Pemkab Blora sendiri sedang menunggu selesainya proyek
pembangunan saluran penyedia air minum (SPAM) yang mengambil bahan baku dari
Bengawan Solo untuk memenuhi kebutuhan air bersih di 6 kecamatan mulai
Cepu-Sambong-Jiken-Jepon-Bogorejo dan Blora Kota. (rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar