![]() |
Para pegiat fotografi berburu foto dengan keindahan siluet cahaya matahari di dalam Goa Terawang. |
Goa yang menjadi obyek wisata alam
itu terbentuk dari batu gamping pegunungan kapur dan berusia sekitar 10 juta tahun yang lalu
dengan luas sekitar 13 ha. Goa tersebut berada di dalam kawasan hutan
RPH Kedungwungu, BKPH Kalonan, KPH Blora.
Kemarin, puluhan
dokter dari Bandung yang tergabung dalam
komunitas Group Fotografi
Indonesia datang untuk membuktikan keelokan panorama goa tersebut. Dengan di
pandu Misbachul Munir salah seorang fotografer professional dari Yogyakarta,
para dokter yang biasanya berkutat dengan
pasien dan obat itu nampak asyik mengabadikan momen special dari setiap sudut
goa.
Disamping mengambil foto, mereka
juga di kenalkan sebuah wahana baru mountaineering yaitu masuk goa menggunakan
tali untuk kemudian turun dari lobang goa. Cara ini baru pertama kali
dikenalkan. Tak heran para dokter ini sangat
antusias sekali untuk mencobanya.
![]() |
Selain berburu foto, mereka juga mencoba turun tebing di dalam Goa Terawang. |
Tujuan utama diajaknya
para dokter dari Bandung ke Blora adalah selain
menyalurkan hobi fotografi, juga bermaksud untuk mengenalkan potensi wisata
yang belum tergarap secara maksimal. Khususnya di Kabupaten Blora.
“Apabila dikelola dengan baik, tentu
ini akan menjadi sebuah wahana baru yang tentunya akan semakin menarik minat
wisatawan untuk mencobanya,” tambahnya.
Dokter Andre salah seorang peserta
mengaku sangat excited dengan keindahan
Goa Terawang dan
berharap suatu saat akan kembali lagi dengan mengajak
rombongan dari Bandung. “Sangat
puas, karena ini adalah pengalaman baru buat kami.
Sehingga kami sangat terhibur di tengah rutinitas yang padat. Cuma sayangnya
tempatnya belum tertata dengan rapi,“
ucapnya.
Sementara itu David Pradana
salah seorang wisatawan lokal yang kebetulan datang juga mengaku kagum dengan
adanya wahana yang terbilang menantang. “Luar
biasa mas, ternyata goa ini menyimpan potensi yang
besar. Selain untuk motret juga bisa untuk turun
tebing, seru!,”
ucapnya.
Seperti diketahui sebelumnya KPH
Blora membuka peluang, jika ada investor yang ingin mengelola Goa Terawang
tersebut. ”Jika
ada investor yang ingin mengembangkan silahkan. Asal jangan merusak keaslian
wisata alam itu,” jelas adminstratur KPH Blora Joko Sunarto.
Sebelumnya pengelolaan wisata Goa
Terawang berada di bawah Perhutani
Jawa Tengah. Namun,kini Perhutani Jateng menyerahkan pengelolaan pada KPH
Blora. Dengan adanya pengembalian tersebut, pihak KPH Blora terbuka bila ada
investor yang akan mengelola tempat wisata tersebut. (Alf-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar