Pj Bupati Blora Ihwan Sudrajat (dua dari kiri) saat mengikuti "Bupati Menyapa" di LPPL Gagak Rimang dengan tema Revitalisasi Pasar di Blora. |
“Bayangkan dari 15 pasar tradisional yang ada di Kabupaten Blora, tahun
ini hanya memberikan PAD dari sektor retribusi sebesar Rp 800 juta. Ini nilai
yang sangat kecil dan saya yakin tidak cukup untuk dana perawatan dan perbaikan
pasar. Perlu adanya keberanian untuk meningkatkan retribusi pada pedagang,”
kata Ihwan, Senin (14/9) dalam acara “Bupati Menyapa” di LPPL Radio Gagak
Rimang Blora.
Ia pun menambahkan, bahwasannya saat ini retribusi kebersihan pasar
yang dibebankan kepada para pedagang setiap hari hanya Rp 100. Dengan biaya 100
rupiah setiap hari, ia tidak yakin dana itu akan cukup untuk merawat dan
memperbaiki pasar jika ada kerusakan. Ini tugas para pengelola pasar untuk
bagaimana caranya bisa meningkatkan pendapatan sektor retribusinya.
“Tugasnya pemerintah itu memang membangun pasar. Tapi untuk
pengelolaan, kebersihan dan perawatannya diserahkan ke pengelola pasar. Dia harus
berani melakukan penertiban, berani menata serta menjalankan manajemen yang
bagus,” jelas Ihwan Sudrajat.
“Kalau ingin pasar bisa tertata rapi, bersih, dan nyaman. Ya perlu
dinaikkan retribusinya. Toh pedagang tidak akan mengeluh karena beban
retribusinya akan dikenakan pada pembeli. Pedagang disini posisinya sebagai
produsen, bukan konsumen,” lanjut Pj.Bupati yang pernah menjadi Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah ini.
Perlu diketahui anggaran revitalisasi pasar tradisional di Kabupaten
Blora selama dua tahun belakangan ini meningkat tajam dari sebelumnya hanya ada
Rp 3 miliar. Tahun ini dapat anggaran sebesar 13 miliar untuk merevitalisasi
sejumlah pasar di Blora seperti Pasar Todanan, Pasar Ngawen, Pasar Kunduran,
Pasar Jepon dan Pasar Desa Mulyorejo Kecamatan Cepu. Namun dari dana sebesar Rp
13 miliar tersebut, sebagian besar bukan dari APBD Blora 2015, melainkan dana
dari pemerintah pusat yakni melalui APBN dan bantuan provinsi (banprov).
“Anggaran pembangunan pasar dari APBD Blora hanya mampu menyediakan
dana sebesar 7%-10% dari Rp 13 miliar yang dibutuhkan. Dengan kata lain
kemampuan keuangan daerah masih kecil dan mengandalkan dari dana APBN dan
provinsi,” tambah Ihwan.
Ia meminta agar Disperindagkop bisa meningkatkan PAD dari sektor pasar
tradisional untuk menunjang pembangunan pasar itu sendiri. “Sampai kapan kita
terus mengandalkan dana dari pusat dan provinsi untuk membangun pasar di Blora?
Kalau bergantung pada pusat dan provinsi terus, kapan majunya Blora? Perlu
keberanian dan ketegasan untuk meningkatkan retribusi pasar,” pungkas Ihwan
Sudrajat.
Usai mengikuti acara “Bupati Menyapa”, Ihwan Sudrajat langsung bertolak
ke Disperindagkop UMKM Kabupaten Blora untuk mendengarkan pemaparan dari 4 bidang
yakni bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM. (rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar