Home » , » Kemarau Panjang, Panen Raya Jagung di Desa Jepangrejo Tak Sesuai Harapan

Kemarau Panjang, Panen Raya Jagung di Desa Jepangrejo Tak Sesuai Harapan

infoblora.id on 10 Sep 2015 | 14.08

Pj.Bupati Blora saat panen raya jagung di Desa Jepangrejo.
BLORA. Kelompok Tani Ngalab Berkah Desa Jepangrejo, Kecamatan Blora yang menanam jagung, gagal panen tahun ini. Bagaimana tidak, tanaman jagung jenis hibrida varietas bisi 18 di areal tanaman jagung seluas 224 hektare jauh dari harapan.

Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Blora Sukaryo mengatakan, hasil produksi tanaman jagung yang dicapai memang masih jauh dari target. Ini lantaran per hektare hanya mampu memanen 65 kuintal. Sementara jagung jenis tersebut harusnya mencapai 12 – 15 ton per hektare.

”Tahun ini hasilnya memang belum maksimal. Ini karenakan mulai tanam sampai panen tidak pernah ada turun hujan, sehingga kebutuhan air bagi tanaman hanya dicukupi dari siraman sekaligus pemupukan dengan sistem kocoran,” katanya saat panen raya, kemarin.

Pihaknya juga mengaku dalam melakukan kocor (penyiraman) rata-rata hanya dilakukan maksimal dua kali. Dengan demikian kebutuhan air bagi tanaman sangat kurang mengingat musim kemarau yang sangat panas seperti ini.

”Karena sulitnya air membuat hasil panen tidak bisa maksimal dan hanya separo dari potensi benih yang ditarget mencapai 12 – 15 ton perhektare,” ujarnya.

Meski begitu, Kelompok Tani Ngalab Berkah masih bersyukur karena di musim kemarau ini daya dukung tanah yang ada di desa Jepangrejo masih bisa ditanami jagung dan berhasil sampai panen.

”Meski belum maksimal, alhdulillah masih ada pendapatan yang bisa diterima para petani. Jika dihitung-hitung dari areal tanaman jagung seluar 224 hektare dengan rata-rata produktivitas 65 kuintal perhektare pipil kering, hasil produksi yang dapat dicapai sebesar 1.456.000 kilogram” terangnya.

Dari hasil itu jika dihitung nilai jual di tingkat petani sudah cukup bagus. Sebab saat ini harga jual di tingkat petani mencapai Rp 3.150, per kilogram. Harga ini relatif tinggi jika dibanding harga jagung pada sebelumnya yang hanya mencapai Rp 2.500-2.800 perkilo.

”Dengan kondisi ini diharapkan petani dapat hidup layak dan kedepan bisa menanam jagung dengan lebih baik lagi,” terangnya.

Sementara itu, Pj. Bupati Blora Ir. Ihwan Sudrajat pada musim kemarau ini mengajak berbagai pihak untuk berkonsentrasi dalam menangani masalah kebutuhan air bagi masyarakat. Baik kebutuhan air untuk rumah tangga maupuan kebutuhan air untuk pertanian.

”Untuk kebutuhan air bagi pertanian diutamakan pada wilayah-wilayah yang masih ada tanaman dan harus dikawal betul. Jangan sampai terjadi gagal panen,” jelas Ihwan.

Menurutnya Desa Jepangrejo merupakan daerah potensi tanaman jagung, oleh karena itu guna mensukseskan Program Upsus Pajale di Kabupaten Blora Pemerintah Provinsi Jawa tengah melaui anggaran APBD tahun 2015 telah ikut membantu benih jagung Hibrida di Gapoktan Ngalab Berkah desa Jepangrejo.

”Sebanyak 750 kilogram benih jagung Hibrida diberikan pada Gapoktan Ngalab Berkah desa Jepangrejo untuk seluas 50 hektare lahan jagung yang dilaksanakan oleh 5 kelompok tani yang ada di desa ini,” imbuhnya. (Teg-Koma | Jo-infoblora)
Share this article :

0 komentar:


 
Copyright © 2013. infoblora.id - All Rights Reserved