Penjabat (Pj) Bupati Blora Ihwan Sudrajat didampingi Kepala Disperindagkop UMKM Maskur berdialog tentang revitalisasi pasar di Radio LPPL Gagak Rimang, kemarin. |
Hal itu terungkap saat Penjabat (Pj) Bupati Blora, Ihwan Sudrajat mengikuti
dialog Bupati Menyapa di Radio LPPL Gagak Rimang Blora, Senin (14/9) kemarin.
Dengan mengangkat tema “Revitalisasi Pasar Tradisional” beberapa masyarakat
menghendaki adanya perbaikan Pasar Induk Blora yang kini terkesan kumuh dan
tidak teratur.
Salah satunya Pak Karmin warga Kelurahan Karangjati Blora, kepada Pj.Bupati
meminta agar Pasar Induk Blora diperbaiki menjadi pasar modern, sedangkan pasar
basah dipindah ke lokasi pasar hewan Ponan. “Usul saya kepada Pak Bupati, kalau
bisa Pasar Blora itu segera diperbaiki, karena letaknya di pusat kota mending
dibuat pasar modern. Sedangkan pasar basah sayur-sayuran dipindah ke Pasar
Ponan. Untuk Pasar Ponan kabarnya sudah ada lahan baru di Kecamatan Jiken,”
kata Karmin.
Tidak jauh berbeda dengan Pak Karmin, Pak Waras Raharjo warga Kelurahan
Jetis Blora juga menghendaki adanya penataan kembali dan revitalisasi Pasar Induk Blora. “Pasar Blora ini bisa
dikatakan lebih banyak pedagang basahnya yakni sayur, bumbu dapur dan buah.
Bahkan sebagian arus barang basah ini berasal dari selatan dan mereka berjualan
di luar pasar tepat di tepi jalan sehingga mengganggu lalu-lintas. Sementara di
dalam pasar justru sepi. Saya harap pemerintah bisa menata dan mengatur
distribusi barang agar lalu-lintas sekitar pasar tidak terganggu,” jelas Waras
Raharjo.
![]() |
Banyak pedagang di Pasar Blora yang lebih memilih berdagang di tepi jalan dibandingkan di dalam pasar sehingga jalan menyempit dan kerap macet. |
“Pasar Induk Blora ini memang sudah tidak memenuhi syarat sebagai pasar di
sebuah pusat Kabupaten, bahkan tidak layak disebut pasar induk. Sebuah pasar
induk itu minimal memiliki luas lahan 1 hektar, mempunyai lahan parkir yang
luas serta area bongkar muat barang yang cukup. Sementara Pasar Blora ini
parkir saja di jalan, dan bongkar muat juga dijalan. Perlu kajian mendalam
untuk melakukan revitalisasi pada pasar ini,” jelas Ihwan Sudrajat yang pernah
menjabat sebagai Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng ini.
Menurutnya, ada dua pilihan dalam merevitalisasi Pasar Blora, yakni
dipertahankan di tengah kota dengan konsep pembangunan keatas atau berlantai
tingkat atau dipindah dicarikan lokasi yang lebih luas. Ia menjelaskan bahwa
jika dipertahankan maka bisa disiasati dengan pembangunan vertikal keatas
beberapa lantai.
“Nanti bisa dibuat beberapa lantai ke atas, dan diberi zonasi. Lantai dasar
sebagai lokasi parkir, lantai satu sebagai zona sayuran basah, lantai dua
sebagai zona bumbu kering, dan selanjutnya. Dengan demikian harapannya semua
pedagang bisa masuk dan tidak lagi berjualan di tepi jalan,” lanjut Ihwan.
“Sementara jika ingin dipindah, dengan membangun pasar baru harus dicarikan
dahulu lahan yang representatif untuk arus lalu-lintas komoditas perdagangannya.
Pedagang harus diajak rembugan agar tidak terjadi adanya konflik. Setiap upaya
perbaikan atau pemindahan pasar pasti ada konflik,” tegas Ihwan.
Ia menyarankan kepada Disperindagkop UMKM Kabupaten Blora untuk berani
betindak dan berinisiatif melakukan gebrakan penegakan aturan agar pedagang
juga bisa ditertibkan. Soal anggaran biaya revitalisasi pasar, ia berharap
nanti akan ada bantuan dari pemerintah pusat mengingat kemampuan anggaran APBD
Blora sangat terbatas. (rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar