Ki Dalang Cilik Catur Ibnu Nabawi saat tampil di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, semalam. |
Membuka
pagelaran wayang kulit, tampil Ki Dalang Cilik Catur Ibnu Nabawi yang masih
duduk di kelas VI SD Kartini Blora. Dengan lincah dia membawakan lakon Babat
Alas Wanamarta di hadapan para penonton yang duduk lesehan di Pendopo Rumah Dinas
Bupati.
Dalang
cilik didikan Sanggar Cahyo Sumirat Desa Purwosari pimpinan Ki Dalang Nuryanto
ini, saat ditanya usai tampil mengaku senang bisa pentas di hadapan masyarakat
luas terlebih lokasinya di Pendopo Rumah Dinas Bupati.
Ki Dalang Sutarno Mudo Carito membawakan lakon Seno Labuh bersama Ki Dalang Suwoto Darsono secara bergantian. |
Ia
juga mengaku sudah pernah meraih juara dua Festival Dalang Cilik se Kabupaten
Blora. Sedangkan saat ditanya sudah pernah tampil di luar daerah atau belum, ia
menjawab bahwa dirinya pernah pentas di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur dalam
acara sedekah bumi.
Setelah
Catur Ibnu Nabawi selesai membawakan lakon Babat Alas Wanamarta. Pementasan
wayang kulit dilanjutkan oleh dalang dewasa yakni Ki Dalang Sutarno Mudo Carita
dari Kecamatan Kradenan dan Ki Dalang Suwoto Darsono dari Kecamatan Kunduran.
Keduanya membawakan lakon “Seno Labuh” secara bergantian.
Mbah Hongsu, sesepuh dalang di Kabupaten Blora. |
Didampingi
Ketua PEPADI, H.Sukarno, Mbah Hongsu yang sudah berpredikat sesepuh dalang di
Blora ini pun tidak sungkan untuk berbagi pengalaman saat masih aktif mendalang
semasa muda. Ia pun menyumbangkan suara emasnya untuk nembang macapat
dandanggula.
“Untuk
menjadi dalang yang benar-benar paham pakem dan tradisi, dahulu saya pernah
menjalankan ritual mandi di tujuh sumur yang berada di tujuh desa. Waktunya
malam Selasa Kliwon sasi Suro. Alhamdulillah hingga saat ini masih ingat dan
menguasai ilmu pedalangan,” beber Mbah Hongsu yang mulai menjadi dalang sejak
tahun 1963 ini.
Iapun
bercerita bahwa diumurnya yang sudah menginjak kepala tujuh ini masih sering
diundang ke desa-desa untuk mengisi hiburan pada acara hajatan atau tirakat.
Sementara itu dalam kesehariannya Mbah Hongsu menghidupi keluarganya dengan
berjualan gethuk di Pasar Jepon.
Sementara
itu, H.Sukarno Ketua PEPADI Kabupaten Blora mengungkapkan rasa salutnya kepada
Mbah Hongsu yang masih aktif dalam dunia pewayangan di usianya yang sudah
lanjut. “Inilah seniman sejati, kita perlu banyak belajar dari sosok seperti
beliau ini,” kata H.Sukarno.
Diketahui
bersama bahwa pagelaran wayang kulit setiap malam Jumat Pon di Pendopo Rumah Dinas
Bupati memang ditujukan untuk menampilkan potensi lokal. Disini semua seniman
lokal diberi ruang untuk tampil mengasah kemampuannya di depan masyarakat umum,
sehingga kesenian wayang kulit di Blora semakin maju. (rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar